Tantangan Terbuka Bagi China Dengan AS Untuk Perang

By Administrator Okt 23, 2020

Sinarsergai.com – China dan Amerika Serikat (AS) mulai memanas bahkan syarat tantangan terbuka untuk berperang telah dilakukan oleh China beberapa waktu lalu. Salah satunya dengan pembuatan kapal induk terbaru untuk Angkatan Laut Tiongkok. Bahkan pembuatan kapal berskala besar tersebut dimaksudkan untuk menjadi tandingan berbagai kapal perang canggih milik lawan mereka.

Pembuatan kapal induk ini disebut sebagai respon dari kenekatan Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) yang menyeberangi Selat Taiwan. Padahal hubungan antara China dengan Taiwan saat ini sedang memanas akibat perbedaan pendapat.

Hal itu disebut-sebut oleh pihak China sebagai dikutip dari halaman sosok.id, menuturkan hanya sebagai provokasi dan telah menghina kedaulatan Tiongkok. Kini Xi Jinping tengah mengobarkan semangat perang untuk melawan musuh-musuh yang dirasa telah mengganggu kedaulatan China. Perhatian publik dunia pun kini tertuju pada dua negara yang memiliki armada perang cukup besar ini.

Sebab kedua belah pihak bisa jadi pemicu pecahnya perang dunia ketiga yang mungkin tak bisa dibendung oleh banyak pihak. Salah satu indikasi perang akan segera meletus adalah rencana Angkatan Laut AS baru-baru ini. Rencana tersebut berkaitan dengan usaha melengkapi sederet armada tempur milik Paman Sam dengan rudal hipersonik seri terbaru.

Bahkan rudal yang bertenaga nuklir ini diyakini mampu menjadi pemicu konflik di masa mendatang oleh banyak ahli. Melansir dari Defense News, Penasihat Keamanan Nasional AS, Robert O’Brien pada hari Rabu (21/10/2020) mengungkapkan armada kapal selam Virginia hingga sejumlah kapal perusak telah disiapkan.

Penyiapan tersebut untuk memasang rudal hipersonik itu ke armada-armada yang telah ditentukan tersebut. “Kemampuan ini akan digunakan pertama kali di kapal selam kelas Virginia kami yang baru, serta kapal destroyer dari kelas Zumwalt. Kemudian, kapal destroyer kelas Arleigh Burke akan menyusul dalam penggunaan rudal hipersonik,” ungkap O’Brien seperti dikutip Defense News.

O’Brien menambahkan adanya penambahan kemampuan dari beberapa armada ini membuat strategi menahan target yang berisiko datang dari jarak jauh cukup besar.(R-05/Sos)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *