Diungkapkannya, menantikan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Sergai yang tidak pernah singgah kerumah menjenuhkan juga, tapi tetap menunggu. Memang iya jika kita sudah tua tidak ada lagi yang punya peduli. Nah, informasinya pemerintah pusat dan daerah ini menyediakan bantuan untuk masyarakat dampak Covid -19, tapi kok ngak datang-datang, apa mesti yang tua-tua merangkak ke kantor pemerintah hanya untuk mendapatkan bantuan. Sedih benar nasib kami berdua ini. Terkadang perih di lambung pada malam hari terpaksa ditahan disebabkan siangnya tidak makan. Begitulah yang dialami. Mana mungkin menjerit saat malam hari, malu dengan tetangga.Ungkapnya dengan wajah nada sedih.
Ia mengaku sudah hampir 10 tahun lebih ditinggal suami tercinta dan terpaksa mencari nafkah dengan sendiri sebagai ibu rumah tangga, namun sekarang ini sudah tidak mampu lagi. Pinggang dan tangan sudah tidak kuat lagi mengangkat beban yang berat. Beginilah nasib kalau sudah jadi nenek banyak yang kurang peduli lagi. Kata Raminem yang sudah ompong dengan nada terharu.
Ditambah Reben, ia sama sekali tidak bisa banyak bergerak dikarenakan sudah membungkuk. “Usahkan bantuan, Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang sudah diserahkan datanya ke Dinas Kesehatan Sergai saja lebih Enam bulan lamanya hingga kini tidak kunjung selesai. Terpaksa harus jalur umum jika ingin berobat dan mau tak mau membayarlah. Orang lain bisa gratis berobat jika pakai KIS, saya bagaimana mau gratis, kartunya tidak pernah diberikan. Kalau sakit berobatnya ke klinik maupun bidan desa. Padahal jika ada KIS saya bisa berobat gratis. Namun apa daya, bingung mau mengadu sama siapa lagi. Mungkin sudah nasib kami ini begini dan tidak ada lagi yang mempedulikan.Ucapnya sambil menundukan kepala.