Medan, Sinarsergai.com-Calon Kepala Desa (Cakades) Nomor Urut 1 AKBP Purn Polri Drs. Soepriatmono. P. SH. MH. M.Psi menilai bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam Pilkades di Marindal – I Kabupaten Deliserdang sangat rendah.
Ini bisa dibuktikan dengan jumlah pemilih yang terdaftar di DPT sebanyak 22 ribu orang yang berhak memilih, namun disaat dilakukan pemungutan suara di TPS yang menggunakan hak suaranya hanya 6 460 suara atau sekitar 29 persennya saja.
Penegasan itu diungkapkan nya kepada wartawan disaat menunggu hasil penghitungan suara dalam Pilkades yang dilakukan secara serentak di Kabupaten Deli Serdang Senin (18/4/2022) siang.
Ditegaskannya pula, kondisi seperti ini hendaknya menjadi titik perhatian para instansi terkait atau pemangku kepentingan agar ke depannya dalam menghadapi berbagai pesta demokrasi seperti Pilpres, Pilkada maupun Pileg, tingkat partisipasi masyarakat bisa lebih ditingkatkan lagi dengan mencari akar permasalahannya termasuk kepada petugas KPPS yang ada di masing-masing TPS dalam hal pendistribusian surat undangan kepada warga
Menurut pantauannya, ditemukan surat undangan banyak yang tidak sampai dengan dalih tidak tahu alamatnya atau diduga disengaja oleh oknum untuk kepentingan dan memenangkan salah satu calon Kades sehingga undangan menumpuk tidak digunakan dan bila ini memang terjadi sangat menodai kancah demokrasi tahun 2022 ini, ujarnya
Dalam Pilkades kali ini kata Soepriatmono, ditemukan adanya modus baru dugaan kecurangan di TPS dimana pemilih yang mendapat surat suara, namun disaat memilih dia hanya menggunakan KTP dan itu memang dibenarkan asalkan dalam DPT terdaftar kemudian surat undangan tadi diberikan kepada orang lain untuk mencoblos namun ketika hendak mencoblos diketahui oleh saksi dari kandidat nomor 01 sehingga suaranya dibatalkan.
Kemudian dia juga menyoroti DPT yang harus diperbarui sebab masih banyak kendala seperti warga yang sudah pindah domisili, meninggal dunia, namun namanya tetap tercantum dalam DPT kemudian masih banyak lagi nama yang ganda.
Kemudian dari hasil peninjauan di lapangan ditemukan pula ada warga yang tahun 2019 ikut memilih, namun di tahun 2022 namanya tidak tercantum lagi di DPT ” dan selain itu pula bagi pemilih pemula yang semestinya bisa memilih tidak terakomodir dan hal hal seperti ini ke depannya harus diperbaiki sehingga datanya valid dan tidak merugikan hak pilih warga sehingga warga tidak kecewa, katanya
Kemudian sebut Soepriatmono, banyak pemilih yang berhak memilih, namun namanya tidak tercantum dalam DPT tahun 2022 kali ini padahal mereka jauh-jauh sudah berulang kali ikut ajang pesta demokrasi dan yang paling penting lagi hendaknya antar Kepala Daerah sebagai pemangku kepentingan bisa berkoordinasi termasuk dengan Pimpinan perusahaan tentang karyawan yang bertempat tinggal dimana diadakan pesta demokrasi agar diberikan dispensasi agar bisa memilih.
” Ini contoh konkrit banyak warga Marindal – 1 tidak bisa memilih karena salah satu alasan kerja, dan menerima keluhan warga, ujarnya pula.
Begitu pun Soepriatmono sangat mengapresiasi pelaksanaan Pilkades ini bisa berlangsung dengan aman, damai, tertib dan terkendali ” dan semua ini terjadi karena para kandidat calon Kades telah memberikan motivasi kepada pendukungnya untuk tidak bersinggungan di lapangan yang bisa memancing perselisihan, ” ujar Soepriatmono menjelaskan.
Setelah itu terkait soal dirinya yang belum terpilih dengan memperoleh suara sekitar 344 suara, dia dengan jiwa besar dan legowo mengucapkan selamat kepada Kepala Desa terpilih yakni No. Urut 2 sehingga ke depannya dirinya bisa terus menjalin hubungan silaturahmi dengan Kades terpilih.
Dari awal saya mencalonkan diri saya, dengan tetap mengusung prinsip “Siap menang dan siap kalah” ujarnya (mar).