Medan, Sinarsergai.com – Ketua koperasi Produsen Bina Karya Desa Sinunukan V Kecamatan Natal, Kabupaten Madina, Wiyono salah satu dari para peserta eks transmigrasi pada tahun 1999 ini menyampaikan testimoni tentang perjalanan kehidupan yang sebelumnya tidak mempunyai kehidupan layak kini jauh lebih baik.
Secara pribadi maupun mewakili pengurus Koperasi Produsen Bina Karya Desa Sinunukan V, Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, Wiyono mengatakan keberhasilan ini tidak terlepas dari peran pemerintah pusat maupun daerah serta dukungan dari PT. Sago Nauli sebagai bapak angkat para transmigran.
“Saat ini kami warga desa eks unit transmigrasi (Desa Sinunukan V, red) lanjut Wiyono menyebutkan dimana tingkat kesejahteraan tolak ukurnya kemajuan ekonomi dan meningkatnya penghasilan bersih dari setiap warga transmigrasi,” sebutnya saat menyampaikan testimoni kepada wartawan, Rabu (18/05/22).
Disambungnya lagi, memasuki pertengahan 2020 hingga sekarang masyarakat mendapatkan penghasilan rata-rata Rp.15jt – 18jt/ bulan. Hal ini dapat terwujud dikarenakan adanya kiat dan tekad warga transmigrasi untuk membangun dan memajukan perekonomian.
Paparnya lagi PT. Sago Nauli selaku bapak angkat, senantiasa dan konsisten membangun kemitraan yang solid, asah, asuh, dan terbuka dengan warga sesama trans.
Pada testimoninya, Wiyono juga menyampaikan terimakasih kepada pihak pemerintah daerah yang memfasilitasi kredit investasi dengan pola KKPA, selain itu lahan yang tidak bermasalah dan kepengurusan koperasi yang mengedepankan keberhasilan bersama yang bukan mengedepankan kepentingan pribadi.
Kenangnya lagi, bila mengingat sejarah pertama kali sampai sekarang sangat menyedihkan, dulu Desa Sinunukan V sempat menjadi perbincangan tempat “Jin Buang Anak”, bahkan muncul dari para transmigran rasa pesimis bahwa lokasi tersebut tidak bakal maju seperti pada saat ini.
Ditambah posisi geografis yang memprihatinkan seperti jalan buntu, lokasi masih rawa-rawa, rawan banjir, dan lokasi sangat jauh dari pusat pemerintahan, dimana untuk mencapai Kecamatan harus menempuh 40 KM, Kabupaten 170 KM, dan Provinsi 650 KM.
Dan itu kami lalui dengan sabar, karena untuk pulang kampung selain malu juga tidak ada lahan atau aset. Namun kami disini dengan usaha yang tekun dibarengi dengan doa mendapat jatah lahan melalui Departement Transmigrasi untuk membangun rumah serta pendidikan yang layak bagi keluarga.
Begitu juga kami para transmigran mengucapkan terima kasih kepada Bapak Angkat yg menanam sawit di lahan cadangan transmigrasi dan telah berupaya mewujudkan keinginan masyarakat serta tentunya menjadi harapan pemerintah juga, dimana memfasilitasi dalam mengwujudkan kesejateraan masyarakat yakni :
1. Memberikan bantuan untuk Aparat dan Operasional Desa Sinunukan V Kec.Natal Kab.Madina seluas 8 ha (delapan hektar) atau empat kapling dengan pendapatan rata-rata Rp. 45 juta.
2. Bantuan untuk pesantren seluas 11 hektar.
3. Bantuan plasma untuk karang taruna seluas 2 hektar.
4. kebun sekolah seluas 0,5 hektar.
Serta Plasma yang dikuasai transmigran sebesar 80 persen untuk masyarakat eks transmigran yg di berikan oleh Departement trasmigrasi dan lahan 20 % kepada Bapak Angkat untuk lahan HGU perusahaan.
Diakhir testimoni Wiyono pria (57) bermukim di Desa Sinunukan V, Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal, ia pun menyampaikan terimakasih kepada semua pihak dimana telah mewujudkan kesejahteraan tidak hanya bagi warga transmigran namun untuk warga sekitarnya.(AC/relis)