SERGAI,Sinarsergai.com – “Perasaan sedih terus disembunyikan oleh kaum ibu di Dusun IV Desa PEkan Sialang Buah, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai, (Sergai), Sumatera Utara (Sumut), dikarenakan sulitnya memperoleh air bersih hingga bertahun-tahun lamanya.
Kondisi itu membuat hati kaum ibu semakin sedih. Pasalnya, setiap dua hari sekali air habis dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan minum dan memasak. Untuk selanjutnya, terpaksa harus hemat mempergunakan air bersih setiap harinya. Sementara daerah ini sudah banyak kemajuannya, namun masyarakat yang menderita di sebabkan kesulitan memperoleh air bersih juga semakin banyak.
“Tak disangka, zaman yang sudah serba canggih ini dan transaksi banyak mempergunakan secara online, namun masih banyak kaum ibu menjerit,diakrenakan sulit memperoleh air bersih.” Sedih sungguh sedih, pilu sungguh pilu hati ini selama bertahun-tahun dialami. “Setiap dua hari sekali terpaksa membeli air bersih lebih kurang 5- 10 liter dengan harga bervariasi anatara Rp 1000 hingga seterusnya, tergantung banyaknya air yang dibutuhkan.
Biaya yang dikeluarkan itu sebenarnya tidak menjadi masalah, tapi yang jadi masalah bagi kaum ibu, kenapa masih saja sulit mendapatkan air bersih. “ Tolong lah Bapak-Bapak yang duduk di Pemerintah Pusat, Propinsi dan daerah ini, bantu kami yang miskin ini. Ujar Farida (52) seorang ibu rumah tangga di Desa Pekan Sialang Buah, Sabtu (2/3/2024).
“Memang benar itu, air yang ada di Sumur maupun tersedia dari PAM itu tidak layak untuk dikomsumsi khususnya diminum dan memasak, sebab airnya Payau dan warnanya sesekali berwarna abu-abu kurang jernih.” Air yang bersih yang dibeli itu bersumber dari air Sumur Bor yang pipanya ditanam mencapai 10-15 batang. Nah, jika air bersumber dari PAM mempergunakan Tong terbuat dari Piber itu airnya tidak bersih dan hanya bisa digunakan untuk mencuci dan mandi, sama dengan kondisi air di Sumur.Ungkap Putri kaum ibu di Desa Pekan Sialang Buah.
Ungkapan sedih juga dilontarkan oleh Farida Hanum ibu rumah tangga di desa tersebut, ia dan tetangganya ada sekitar 4 rumah dan di depan 6 unit rumah alami kesulitan air bersih dan terpaksa membeli. Memang ada bantuan air bersih dari Pemerintah Kabupaten Sergai, namun sudah setahun alami rusak dan hanya bisa mengaliri sebanyak 3 rumah saja. Sedangkan yang tetap membeli untuk memeniuhi kebutuhan sehari-hari.Imbuhnya.