Memerdekakan desa, lanjut Nikson, juga untuk mengurangi urbanisasi. Sama seperti di Kabupaten Taput, yang meskipun penduduk bertambah setiap tahun, namun pertumbuhan ekonomi naik, dilihat dari indikator antara lain pengangguran berkurang, kemiskinan berkurang maupun disparitas (kesenjangan sosial).
“Boleh tumbuh ekonomi , tapi kalau kesenjangan sosial semakin besar, saya pikir itu pertumbuhan ekonomi yang negatif. Tumbuh ekonomi tapi kesenjangan sosial mengecil dan bansos berkurang, itu pertumbuhan ekonomi yang menurut saya positif dan itu yang harus dilakukan pemimpin,” jelasnya lagi.
Namun untuk merealisasikannya, tegas Nikson Nababan, harus menghadirkan pemerintahan yang bebas korupsi, praktik suap dan pungutan liar. “Jangan mesti uang tunai, Sumut itu semua urusan harus urus tuntas,” tegasnya.
Sementara itu Ketua Tim Penjaringan Calon Gubernur PPP Sumut, Jhonson Sihaloho, mengatakan Nikson Nababan adalah balon Gubernur pertama yang mendaftar ke PPP Sumut.
Selanjutnya berkas Nikson Nababan akan diproses lebih lanjut. “Nanti kita kirimkan ke DPP di Jakarta untuk selanjutnya memutuskan rekomendasi calon,” jelas Jhonson.
Namun Jhonson mengakui pihaknya sudah lama melirik Nikson. Mereka menggali berbagai hal informasi menyangkut sosok Nikson dalam kapasitasnya selama ini sebagai Bupati Tapanuli Utara 2 periode. “Ke Taput pun kami sudah turun,” sebutnya.
Sehingga dengan informasi itu, akan menjadi bahan tambahan penjelasan kepada DPP PPP sebelum nantinya menentukan rekomendasi. “Intinya kami mengenal baik sosok Nikson Nababan yang kami pikir telah berhasil membangun Taput,” jelasnya.
Jhonson pun menyampaikan apresiasinya atas pendaftaran Nikson. Menurutnya langkah tersebut menjadi contoh perlunya kerjasama antar partai politik untuk membangun Sumut, mengingat Nikson adalah kader PDIP, dimana di Sumut memiliki 22 kursi dan bisa mengusung kader sendiri. (ril/R-04)













