1. Biaya yang dikeluarkan petani terbilang murah.
Pelaksanaan menanam padi dengan mempergunakan pola organik dapat mengurangi pengelauran biaya yang cukup tinggi,sebab pupuk organik dapat diperoleh dengan harga yang lebih murah dibandingkan pupuk non subsidi. Pupuk organik dapat dibuat sendiri dengan memanfaatkan kotoran ternak Sapi maupun hewan ternak lainnya. Bahan bakunya mudah diperoleh.
Selain menghemat biaya kata Dedi, tanaman yang mempergunakan bahan alami organik ini bebas dari zat-zat kimia dan sifatnya ramah lingkungan yang dapat membuat tanah lebih subur.
Selanjutnya, kualitas dari tanaman memiliki kualitas dan saat ini sangat diminati banyak masyarakat, baik dalam daerah maunpun luar daerah hingga luar negeri. Penerapan tanaman organik ini sudah dilaksanakan di Sergai. Tahun 2023, Sergai telah menghasilkan padi organik sebanyak 372,72 ton. Dengan hasil yang bagus tersebut diharapkan dapat terus berkelanjutan.
Berkelanjutan
Pola tanam yang mandiri ini ternyata membuahkan hasil yang cukup baik dan tentunya harus terus dilanjutkan. Perlu diketahui, kenapa harus berkelanjutna kata Dedy, diantaranya permintaan produk organik semakin meningkat. Selain itu,untuk menjaga kehidupan yang berkualitas dengan selalu mengkomsumsi produk organik.
Menurutnya, Pertanian Mandiri dan Berkelanjutan ini dapat mengarahkan pembangunan pertanian di Kabupaten Serdang Bedagai mewujudkan pertanian organik dengan pengembangan komoditas hortikultura. Tentunya program ini tidak dapat berjalan dengan sendirinya tanpa ada dukungan dari masyarakat khususnya masyarakat petani dan masyarakat luas sebagai komsumennya.
Inilah bentuk maupun wujud dari komitmen yang kuat Pemerintah Kabupaten Sergai dalam memperkuat pembangunan dibidang pertanian dan meningkatkan ketahanan pangan di wilayah ini.