Ia juga menekankan bahwa keputusan Pohan untuk beralih dukungan tidak mencerminkan pengkhianatan, melainkan sebuah pilihan yang berdasarkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat.
“Politik adalah tentang kepentingan rakyat. Jika Pohan melihat potensi perubahan positif di bawah kepemimpinan Edy dan Prof. Ridha, maka dukungannya patut dihargai,” tambahnya.
Darusalam Pohan sendiri saat dihubungi melalui telepon seluler nya menjelaskan, bahwa keputusannya untuk membentuk tim pemenangan SIBERANI untuk mendukung Prof. Ridha-Abd.Rani adalah berdasarkan pertimbangan matang.
“Dukungan saya adalah untuk kemajuan Kota Medan. Tidak ada alasan untuk tidak mendukung calon yang memiliki visi yang jelas untuk pembangunan,” ujarnya.
Disebut mantan Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Medan ini lagi, dukungan dari berbagai kalangan, termasuk mereka yang sebelumnya berada di tim pemenangan calon lain, seharusnya dianggap sebagai sinyal positif. Ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin peduli dengan arah pembangunan daerah dan bersedia mendukung siapa pun yang dianggap mampu membawa perubahan.
Dengan demikian, seharusnya tidak ada stigma negatif terhadap Darusalam Pohan. Keberaniannya menjadi Ketua Tim Pemenangan SIBERANI dapat dijadikan contoh bahwa politik harus bersifat inklusif, mengedepankan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau kelompok.
“Mari bersama-sama fokus pada pemilihan kepala daerah dan dukung calon-calon yang memiliki komitmen untuk membawa perubahan positif bagi masyarakat Medan, ” sebut dia lagi.
Diakui Darusalam Pohan jika kedekatan dia dan Wong adalah sama-sama pengurus organisasi Pemuda Panca Marga (PPM).
“Dan jabatan Wong di PPM sebagai sekretaris. Visi dan misi saya dengan Wong Chun Sen adalah sama, sehingga kami membentuk tim pemenangan SIBERANI dan rumah saya sebagai tempat tim pemenangan,” ungkapnya. (rel)