Untuk pendidikan, Ridha menyebutkan sebatas mengenai sekolah khusus pada SD maupun SMP Negeri ini juga harus diperhatikan untuk swasta terutama pada tingkat Taman Kanak-kanak, SD maupun SMP Swasta terutama pada guru atau tenaga pengajarnya.
“Bicara pendidikan itu dari Taman Kanak-kanak, SD hingga SMP ini harus diperhatikan termasuk metode pembelajaran dalam meningkatkan SDM,” ucapnya.
Soal investasi dan perizinan sering kali berdalih dengan payung hukum agar mendapatkan kepastian hukum bagi investor, sebenarnya itu sudah ada ketentuan yang mengaturnya seperti UU maupun Perda bila ini dijalankan seharusnya tidak ada masalah.
“Bila bisa dipermudah kenapa harus dipersulit,” ucap Ridha yang juga menyorot sistem birokrasi di Pemko Medan.
Mengenai lapangan pekerjaan terkait SDM tidak perlu diragukan lagi sebenarnya. Namun yang perlu diperhatikan mengenai kesempatan kerja?, ini dapat dilihat dari tamatan SMA/SMK termasuk para sarjana setiap tahunnya harus nganggur karena tidak adanya lapangan pekerjaan.
“Ini nantinya menjadi prioritas bagi kami Ridha-Rani bila mendapat amanah dari warga Medan,” tutur sang Dokter sembari menunjukan Dua Jari dengan datang ke TPS dan Coblos No.2.
Pada debat pertama ini hadir Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat yang memberikan semangat kepada pengurus dan kader PDI Perjuangan Kota Medan.
Kedatangan Djarot juga didampingi Ketua Wong Berani Kota Medan sekaligus Ketua DPRD Kota Medan, Wong Chun Sen Tarigan, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Medan Hasyim yang merupakan Anggota DPRD Sumut, Sekretaris PDI Perjuangan Kota Medan sekaligus Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD kota Medan, Bendahara PDI Perjuangan Kota Medan Boydo serta pengurus, kader dan simpatisan PDI Perjuangan Kota serta Relawan Wong Berani Kota Medan.(net)