Pada 2010, dia pernah menjabat Ketua Taekwondo lndonesia (TI) Medan, berikutnya ikut memimpin kepengurusan Persatuan Olahraga Angkat Besi, Angkat Berat dan Binaraga (PABBSI) Medan, hingga sekarang ini masih memimpin Kodrat Medan.
Di bawah kepemimpinannya, Kodrat Medan mampu melahirkan atlet yang bisa meraih medali emas pertama pada PON di Papua, itu merupakan prestasi fenomenal karena baru pertama kalinya atlet tarung derajat Sumut yang notabene asal Medan bisa menembus persaingan tingkat nasional.
Bobby pun mengutarakan, visinya untuk KONI Medan minimal anggaran yang didapat melalui dana corporate social responsibility (CSR) maupun dana sponsorship di luar APBD bisa maksimal.
Bobby belajar dari sosok almarhum Zulhifzi Lubis alias Opung Ladon, yang menurutnya pintar menggalang dana sponsor di saat APBD sudah ‘mentok’ kala dulu menjadi Ketua KONI Medan.
“Kita ketahui, anggaran pembinaan KONI Medan dari APBD kan sudah bisa diukur jumlahnya, jadi saya ingin ada optimalisasi dana lain agar pembinaan olahraga termasuk penyediaan sarana dan prasarana bisa lebih optimal,” cetusnya.
Melalui komunikasi yang aktif dengan Pemko Medan, setidaknya pihak pemerintah ini bisa membantu untuk menggedor perusahaan-perusahaan besar agar mau membagikan CSR-nya melalui KONI.
“Itu bisa dilakukan jika ada kepercayaan, bahwa KONI benar-benar mampu memenej keuangan, merealisasikan bantuan dengan baik dan bertanggungjawab atas pelaporan melalui transparansi dana,” paparnya.
Dengan tidak hanya mengandalkan APBD, sambung Bobby, maka optimalisasi pembinaan seperti yang dicanangkannya tersebut bisa terwujud.
“Dengan banyaknya kegiatan atau event, maka volume atlet bertambah, dan akan berkorelasi pula dengan peningkatan prestasi sehingga visi menjadikan Medan Kota Atlet bisa terwujud,” katanya. (Md/Bb)