Namun setelah berakhirnya kepemimpinan Soekirman – Darma Wijaya, dilanjutkan oleh H.Darma Wijaya sebagai Bupati Sergai dan Wakil Bupati Sergai H.Adlin Umar Yusri Tambunan (Dambaan),dengan masa jabatan 2021-2026, warna Kuning dan Hijau tersebut secara bertahap hilang dan digantikan dengan warna Putih sejak berdirinya Kantor Bupati Sergai yang baru dengan tampilan bangunan mengadopsi seperti Gedung Balai Kota Batavia pada masa VOC. (masa penjajahan Belanda) yang saat itu Belanda disebut-sebut memiliki strategi dalam memerangi NKRI dengan cara “Adu domba baru kuasai.”
Penggunaan pakaian Adat Melayu tidak lagi diharuskan bagi ASN setiap Jum’at, mungkin dikarenakan Perbuptersebut sudah dicabut dan adanya peraturan baru lagi tentang penggunaan pakaian ASN dari Pemerintah Pusat dan daerah.
*Mengenang Sejarah*
Pangeran Kerajaan Bedagai Ir. Tengku Achmad Syafii dengan gelar Tengku Pangeran Kelana, yang juga Tokoh Adat Melayu Sergai mengaku merasa sedih melihat warna ciri khas Melayu Kuning Hijau mulai hilang di “Tanah Bertuah Negeri Beradat”. Menurut pengetahuannya, bahwa sejarah dimekarkannya Kabupaten Serdang Bedagai dari Kabupaten Deli Serdang 21 tahun yang lalu, namanya itu diambil dari nama dua Kesultanan yang pernah memerintah di wilayah Sergai (saat ini) yakni Kesultanan Serdang dan Kesultanan Padang Bedagai, artinya, Serdang Bedagai ini merupakan asal usulnya wilayah Kerajaan Melayu yang mesti kita ingat selalu.
“Kantor Bupati Sergai yang pertama merupakan bekas Kantor Kerapatan Kerajaan Bedagai yang berdiri diperkirakan pada tahun 1925 dan telah dipergunakan sebagai Kantor Bupati Sergai pada tahun 2005 hingga sampai pada tahun 2021, dengan corak warna Kuning – Hijau. Dan menurut sejarahnya, Kerajaan Bedagai di bawah kepemimpinan Tengku Ismail Soeloeng Laoet saat itu dahulunya jumlah Meriam peninggalan itu diketahui ada 8 buah, yang terletak di berbagai tempat, diantaranya 1 Meriam terletak di depan Kantor Bupati Sergai lama, 2 buah di Halaman Kantor Polres Sergai, dan 3 buah lagi berada di depan Kantor Kerapatan Tanjung Beringinn dan 2 buah lagi hilang yang dahulunya diletakan di Kantor Kerapatan Dolok Masihul.