Sesmen Kemendukbangga Kunjungi Keluarga Resiko Stunting dan TPA Daycare di Semarang – Laman 3 – Sinarsergai
Daerah

Sesmen Kemendukbangga Kunjungi Keluarga Resiko Stunting dan TPA Daycare di Semarang

×

Sesmen Kemendukbangga Kunjungi Keluarga Resiko Stunting dan TPA Daycare di Semarang

Sebarkan artikel ini

Rumah Anak SIGAP mendukung tumbuh kembang optimal anak melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan orang tua dalam mengasuh anak sesuai dengan kebutuhan atau hak dasar anak usia 0-3 tahun. Kelompok belajar Rumah Anak SIGAP Bandarharjo dibagi menjadi 4 kelas menurut rentan usia. Saat ini di Kota Semarang terdapat 2 Rumah SIGAP yaitu, di Kecamatan Manyaran dan Bandarharjo.

Memerangi Stunting

Berdasarkan data pemutakhiran PK-2024, tercatat iBangga di Provinsi Jawa Tengah sebesar 63,9, di atas rata-rata iBangga nasional yang berada di angka 62,4. IBangga sendiri merupakan salah satu tolak ukur kemajuan pembangunan keluarga, yang terdiri dari 3 (tiga) dimensi, yaitu ketentraman, kemandirian, dan kebahagiaan. Hasil dari Indeks tersebut digunakan untuk mengklasifikasikan status pembangunan keluarga melalui kategori tangguh, berkembang, atau rentan.

Dalam program ini, beberapa pengusaha yang dilibatkan di antaranya rumah sakit, Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia (PPJI), Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI). Mereka memberikan bantuan dalam bentuk makanan pada balita dengan masalah gizi.
Sebanyak 40 hotel yang berpartisipasi dalam program ini dibagi menjadi sembilan kluster di 14 kecamatan di Kota Semarang. Setiap hotel memberikan 7 pack, masing-masing untuk ibu hamil KEK sebanyak lima pack dan dua pack untuk anak-anak stunting.

Selain melibatkan pengusaha, Pemkot Semarang juga menggerakan peran para milenial dalam penurunan stunting. Para milenial yang terdiri dari OSIS, GenRe (Generasi Berencana) serta Saka Bakti Husada dilibatkan dalam ikut serta mendistribusikan makanan tambahan pada sasaran. Melalui kegiatan ini, para milenial dapat belajar mengenai dampak stunting dan pentingnya menjaga kesehatan sejak remaja. Sehingga saat tumbuh menjadi dewasa nanti mereka tidak melahirkan anak stunting.

“Sinergitas Pemerintah Kota Semarang dengan BKKBN dalam penanganan masalah stunting, salah satunya melalui daycare merupakan salah satu upaya yang kondusif, mulai dari upaya preventif hingga upaya kuratif”, ujar Prof. Budi. Sekretaris Kemendukbangga / BKKBN ini menjelaskan lebih dalam; “Upaya preventif, berarti mencegah agar tidak terjadi kelahiran anak stunting, untuk itu harus dimulai dari hulu / ujung atau selama 1000 HPK. Perencanaan dan penyiapan masa kehamilan menjadi penting untuk proses pencegahan terjadinya stunting”, tegas Prof. Budi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *