SERGAI,Sinarsergai.com- Tak sanggup menahan sedih ketika melihat kondisi Khalista Nur Adiva yang saat ini berusia 4 bulan terus menangis dan sering mengalami Kejang-Kejang dan terkadang suhu badan panas. Bayi imut-imut ini terpaksa dibawakan ke salah satu klinik di Kota Tebing Tinggi ,dua hari yang lalu dengan modal uang pinjam sana- sini. BPJS dari Pemerintah Pusat tidak ada, BPJS Mandiri apalagi, usahkan untuk bayar iuran tiap bulan, rumah saja masih menumpang alias gratis.
Tapi, sebut Gusti Ari Susanti, anak yang sakit tidak mungkin dilihat dan ditangisi saja, harus jungkir balik mencarikan pinjaman, tidak ada masalah yang penting dapat biaya untuk berobat. Hal ini diutarakannya usai mengobati Khalista secara pengobatan Kampung,kepada Nasfi yang akrab disapa Tuan Guru, Selasa (28/1/2025) sekira pukul 14.20 WIB.
Lanjutnya,untuk pengobatan secara medis sebenarnya sudah dilakukan, itulah kemarin di RSUD Sultan Sulaiman selama 3 hari dengan biaya mencapai Rp.800 ribu. Uang bayar pengobatan itu, hasil gadaian sepeda motor. Di RSUD Sultan Sulaiman sudah tidak ada lagi anggaran untuk pengobatan bagi masyarakat miskin Non Register, jadi mau tak mau harus dibayarkan dengan jalur umum. Hasil pemeriksaan tim medis, penyakit Khalista ini sudah mengarah penyakit Epilepsi dan harus dilakukan pemeriksaan secara medis juga dengan alat canggih, tentunya butuh biaya.
“Dikatakan sedih ya sedih memag, ketika ia sebagai ubu dan ayahnya tidak punya uang, sedangkan anak paling kecil lagi sakit. Ia berharap adanya bantuan dari Pemerintah Pusat hingga ke tingkat daerah.Semoga dibuka pintu hati pemimpin di negeri ini.
“Awalnya sudah dibawa berobat ke RSUD Sultan Sulaiman, namun hasilnya tidak mengalami perubahan dan menurut pemeriksaan dari tim medis RSUD Sultan Sulaiman, penyakit yang diderita Khalista sudah mengarah penyakit Epilepsi dan harus dilakukan pemeriksaan lebih serius lagi.Ungkapnya dengan nada sedih.”
Sutrisman, Kakek dari Bayi usai 4 bulan, mengatakan, ia dan Gusti bersama anak dan suaminya hanya menumpang di rumah ini, dan cuma bayar biaya listrik saja, sewa rumah tidak ada. Jika memang ada uang tak mungkin mengharapkan bantuan maupun uluran tangan dari pihak lain dan pemerintah.
Perbuatan tersebut sama dengan memalukan pihak keluarga. Nah, kondisi kehidupan Gusti ini memang memperihatinkan, bukan mengada-ada, memang keluarga miskin, BPJS kesehatan dari pemerintah tidak ada dan bantuan yang diterima dari Pemerintah Pusat hanya beras, itu pun pengalihan atas nama saya. Sesungguhnya, dia belum ada, menerima bantuan atas namanya. Bantuan PKH (Program Keluarga Harapan), juga tidak dapat. Mudah-mudahan pemerintah punya hati nurani dan kepedulian terhadap orang tidka punya ini. Ujar Sutrisman.
Andai saja saya punya banyak harta benda berharga, tidak mungkin kesusahan anak saya ini sampai ke Media Online Sinarsergai.com, itu karena sudah sulit sekali dan tidak adanya perhatian dari pemerintah. “Terus terang saya ucapkan banyak terima kasih atas bantuan Media Online Sinarsergai.com, walaupun hanya pemberitaan, tapi punya kepedulian terhadap orang miskin yang membutuhkan pertolongan.Semoga semakin maju ke depan dan semakin banyak warga yang bisa dibantu. Ucapnya dengan wajah sedih.(Sb-03)
Tak Punya Uang, Bayi Imut-Imut Berobat Kampung
