Air Mata Anak Yatim Menetes di Malam Takbiran – Laman 2 – Sinarsergai
Opini

Air Mata Anak Yatim Menetes di Malam Takbiran

×

Air Mata Anak Yatim Menetes di Malam Takbiran

Sebarkan artikel ini

Hening nya malam pada setiap menyambut Hari Raya Idul Fitri menjelang subuh, suara takbiran tetap terdengar karena dikumandangkan oleh jamaah. Suara takbiran yang terus didengarkan kedua telinga ternyata menyentuh hati hingga keluarnya air mata dengan sendirinya tanpa terasa, hal itu digoncang secara tiba-tiba karena munculnya perasaan rindu terhadap ibu maupun sosok ayah yang telah tiada meninggalkan dunia untuk selamanya.

Air mata pun kembali menetes tidak bisa ditahan dan tanpa disadari kembali keluar dengan sendirinya karena rasa rindu mendalam akan kehadiran sosok ibu maupun bapak ingin berkumpul kembali bersama di Hari Raya Idul Fitri. Di situ barulah datang perasaan menyesal dan merasa banyak dosa terhadap kedua ibu bapak yang telah meninggalkan dunia dan pindah ke alam kubur.

Kesedihan itu terus dirasakan dari malam takbiran hingga esok hari saat ingin menggunakan pakaian baru yang telah dibeli. Kesedihan itu disebabkan tidak ada lagi tempat bermohon maaf dan sungkeman di Hari Raya Idul Fitri. Perasaan sedih ini terus dialami anak-anak yatim dan piatu setiap menyambut Hari Raya.

Suasana malam takbiran yang begitu ceria dan bahagia dengan berbagai pemandangan hiruk pikuk masyarakat muslim hilir mudik di jalanan dengan kendaraan dengan melantunkan suara takbiran tiada henti terdengar, namun suasana itu tiba-tiba berubah bagi anak-anak yang tidak memiliki ibu dan ayah. Suasana takbiran yang ceria berubah menjadi haru hingga meneteskan air mata.

“Lontong yang tersedia di pagi hari Raya Idul Fitri itu pun yang berada diatas meja bersama menu lauk pauk rendang daging dan kuah kacang tanah dan kuah sayur, tidak lagi terasa lezat saat dimakan pada pagi itu, anak yatim itu ternyata masih mengenang dan mengingat almarhum dan almarhumah kedua orang tua nya. Kesedihan itu terus dirasakan anak yatim saat berkumpul dengan sanak saudara dan suara tangisan pun mulai terdengar saat saling mengulurkan tangan saling memohon maaf.

Begitu lah kisah yang dialami anak-anak yatim setiap menyambut datangnya Hari Kemenangan Idul Fitri. Tidak semua menyambut Lebaran itu dengan baju baru,ceria dan bahagia, tapi masih ada yang menyambutnya dengan perasaan sedih. Mari kita berbakti kepada kedua orang tua selagi masih hidup.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *