* Zuhari dan Semangat Media Lokal : Ketika Wartawan Belum UKW pun Taat Etika, Maka Martabhat Jurnalistik Tetap Mulia* Oleh Zulfikar Tanjung – Laman 2 – Sinarsergai
Opini

* Zuhari dan Semangat Media Lokal : Ketika Wartawan Belum UKW pun Taat Etika, Maka Martabhat Jurnalistik Tetap Mulia* Oleh Zulfikar Tanjung

×

* Zuhari dan Semangat Media Lokal : Ketika Wartawan Belum UKW pun Taat Etika, Maka Martabhat Jurnalistik Tetap Mulia* Oleh Zulfikar Tanjung

Sebarkan artikel ini

Pernyataan ini menguatkan bahwa eksistensi media yang belum terverifikasi atau wartawan yang belum UKW bukan untuk dikecilkan, bukan untuk dicela, melainkan untuk didorong dan dimotivasi. Mereka adalah para penjaga gerbang informasi di garis terdepan, yang bekerja dalam diam, menulis dari desa-desa, merekam denyut nadi masyarakat tanpa pamrih. Merekalah yang layak mendapat dukungan, bukan sekadar penghakiman.

Zuhari hadir sebagai simbol harapan, bahwa profesionalisme tidak lahir semata dari formalitas, melainkan dari integritas. Dan tentu, dorongan untuk mengejar verifikasi dan mengikuti UKW tetap harus dinyatakan dengan tegas dan positif. Karena ketika verifikasi dan UKW ditempuh dengan semangat kejujuran, etika, dan dedikasi, maka pengakuan yang diraih bukan hanya legalitas administratif, tetapi juga pengakuan moral dari publik.

Tulisan ini bukan ajakan untuk mengabaikan pentingnya verifikasi atau UKW, tetapi sebuah seruan agar kita semua menghargai proses dan perjuangan wartawan di daerah, yang tetap bekerja lurus di jalan etika, meskipun formalitas belum lengkap. Ini adalah cermin dari sebuah perjalanan jurnalisme yang tidak eksklusif, tapi inklusif. Yang tidak meminggirkan, tapi merangkul.

Maka, kepada para wartawan dan pengelola media kecil: teruslah semangat! Jalan profesionalisme adalah jalan panjang yang membutuhkan integritas dan daya tahan. Dan kepada pemangku kebijakan serta lembaga sertifikasi: hargailah yang berjalan lurus dalam keterbatasan, sebab dari merekalah jurnalisme bermartabat itu bertumbuh.

Zuhari dan SMSI Sergai menunjukkan bahwa di tengah arus deras formalisasi, masih ada jiwa yang memilih mengakar pada etika. Dan itulah esensi sejati dari jurnalisme: mengabdi pada kebenaran, menghormati publik, dan menjaga martabat profesi. *(penulis bersertifikat wartawan utama dewan pers)*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *