“Lebih lanjut, Ia melihat narasi yang dibangun sangat tendensius, tak objektif dan kontruktif. Ia menduga ada pihak tertentu yang bertujuan ingin merusak citra positif, profesionalitas, dan integritas TNI sebagai penjaga kedaulatan NKRI,” lanjut Eks Wasekjend PB HMI Periode 2021-2023 ini.
“Stop narasi sesat dan framing jahat untuk mendiskreditkan siapa pun, termasuk TNI. Kegaduhan akibat pembelokan fakta sangat merugikan masyarakat. Hanya kecurigaan dan sesat pikir atau salah tuduh yang akan diperoleh, alih-alih mendapatkan kebenaran serta keadilan,” sebutnya.
“Ia menambahkan, penilaian bahwa persepsi terhadap rangkaian dugaan teror tampak diglorifikasi sedemikian rupa terutama di media sosial. Sehingga, TNI terlihat seperti sedang mengembalikan antidemokrasi dan antikemerdekaan pers,” tambahnya.
Maka dari itu, kami mengajak seluruh elemen masyarakat jangan mudah terprovokasi atas penggiringan opini dan informasi yang belum jelas data dan bukti autentik nya.
“Kami menghimbau dan mengajak seluruh elemen masyarakat dan pers untuk sama-sama lebih bijak dalam menerima informasi yang beredar di platform media sosial. Mari kita cek and recheck dulu kebenaran informasinya,” tutupnya.(Ns/rel)