Kadispora Sumut Klarifikasi: Proses Pemilihan Ka Kwarda Harus Sesuai Mekanisme, Jangan Dipolitisasi
Medan, 29 Mei 2025 — Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Provinsi Sumatera Utara, M. Mahfullah Pratama Daulay, S.STP., M.AP, angkat bicara sekaligus meluruskan informasi yang beredar di salah satu media yang menyebut dirinya melakukan penggiringan dan intimidasi dalam Rapat Koordinasi Pramuka Sumut pada 24 Mei lalu.
Kadispora yang juga menjabat sebagai Sekretaris Harian Kwarda Gerakan Pramuka Sumut ini menegaskan bahwa berita tersebut tidak berdasar, mengandung opini yang cenderung menghasut dan tidak mencerminkan fakta, serta berpotensi memecah belah soliditas internal kepramukaan di Sumatera Utara.
“Perlu saya tegaskan, bahwa untuk menjadi Ketua Kwarda ataupun pengurus Pramuka, ada mekanisme dan persyaratan formal yang harus dilalui, yakni melalui Musyawarah Daerah (Musda). Tidak ada penggiringan ataupun intervensi sebagaimana dituduhkan,” ujar Mahfullah dengan tenang, Rabu (29/5).
Ia menyampaikan bahwa forum yang dilaksanakan pada 24 Mei lalu merupakan rapat kerja rutin, membahas program-program strategis Pramuka Sumut ke depan. Seluruh agenda berjalan sebagaimana mestinya, tanpa tekanan, intimidasi, atau arahan kepada peserta untuk memilih kandidat tertentu.
“Dalam forum itu, tidak ada suasana yang menekan atau bersifat tendensius. Rapat berjalan konstruktif dan harmonis. Justru saya heran, mengapa muncul narasi seakan-akan ada tekanan atau pengondisian. Kwarda kita berjalan normal, tenang, dan solid,” jelasnya.
Mahfullah juga menyayangkan adanya upaya pihak-pihak tertentu yang mencoba membangun opini keliru dan provokatif, seolah-olah terjadi manuver politik internal di tubuh Pramuka menjelang Musda.
“Saya mencurigai ada pihak yang sengaja menyebarkan isu ini untuk memancing kekisruhan. Saya juga sudah bisa memperkirakan dugaan siapa dia namun saya tidak mau mengindentifikasinya. Kami di Pramuka justru berkomitmen menjaga suasana kondusif dan menjunjung tinggi nilai-nilai kepramukaan yang penuh pengabdian, bukan politisasi,” tegasnya.