Bang HYS Tepat Pimpin Golkar Sumut, Pemerhati Sosial: Dia Representasi Politik Kaum Muda Masa Depan – Laman 2 – Sinarsergai
Daerah

Bang HYS Tepat Pimpin Golkar Sumut, Pemerhati Sosial: Dia Representasi Politik Kaum Muda Masa Depan

×

Bang HYS Tepat Pimpin Golkar Sumut, Pemerhati Sosial: Dia Representasi Politik Kaum Muda Masa Depan

Sebarkan artikel ini

Oleh karena itu, untuk menentukan pemimpin yang diharapkan kaum muda bergantung pada parpol. Partai politik yang berhak untuk mengusung pemimpin yang berintegritas, jujur, merakyat, dan progresif. Maka, hal yang penting adalah setiap parpol setidaknya membuka telinga untuk mendengar setiap masukan dari rakyat sebagai bentuk partisipasi agar demokrasi bisa menata kehidupan yang baik.

“Jika masa depan demokrasi ada di tangan anak muda, maka masa depan partai pun demikian, maka tak ada salahnya partai merangkul generasi-generasi baru di satu sisi. Dan, di sisi lain tak ada salahnya pula generasi-generasi baru maju menjadi Pemimpin partai politik sebagai wadah perjuangan untuk memperbaiki demokrasi dan membenahi segala sesuatu yang dibutuhkan di negeri ini,” jelasnya.

Boleh jadi pada awalnya mendapat banyak tantangan, halangan, ataupun godaan, tapi itulah bagian dari perjuangan. Bung Karno, Bung Hatta, Syahrir, dan banyak lagi berani membayarnya dengan penjara dan diasingkan ke berbagai pelosok. “Jika konsistensi untuk melakukan perubahan memang teruji dan tak perlu diragukan lagi, maka hasilnya lambat laun akan terlihat juga. Fakta historisnya bahwa waktu terus berputar, generasi terus berganti, isu baru dan lama terus muncul dan tenggelam, dan waktu itu akan datang,” sebutnya.

Nasky mengatakan, bukankah kata-kata bijaknya, “setiap manusia ada masanya”? Maka yakinlah, jika terus konsisten berjuang, masa itu akan datang. Lima kepala daerah termuda se Sumut yang dilantik Presiden Prabowo salah satu nya Bang HYS sosok figur Pemimpin muda akan mendapat gelanggang juga.

Lebih jauh lagi, Ia menguraikan, Soekarno, yang kala itu masih sangat muda, menjadi semakin berbahaya setelah mendirikan Partai Nasional Indonesia dan Partindo. Bung Hatta menjadi semakin menggigit di era menjelang kemerdekaan, selain tintanya yang tajam di media-media, juga karena mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia (PNI). Bahkan mereka berhasil memposisikan diri dan partainya pada barisan yang benar-benar baru ketika itu, yakni barisan non cooperation alias tidak bekerja sama dengan Belanda, bahkan menolak kehadiran Volkstraad.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *