“Selain itu, Nasky menilai, Menteri ESDM Bahlil yang berlatarbelakang dari seorang pengusaha dan aktivis pergerakan pasti tentu setiap kebijakannya berpihak kepada kepentingan masyarakat luas,” tegasnya.
Disisi lain, Ia memahami pentingnya hilirisasi nikel sebagai bagian dari agenda pertumbuhan ekonomi nasional. Namun Raja Ampat juga tidak bisa dilihat semata-mata dari kacamata industriekstraktif.
“Ada nilai ekologis, sosial, budaya, dan ekonomi jangka panjang yang jauh lebih besar jika kawasan ini dikelola secara bijak dan profesional. Nilai-nilai ini juga harus kita perjuangkan,” sambung dia.
Kemudian, kata dia, informasi itu digabungkan dengan informasi yang tidak berkaitan dengan inti permasalahan. Tujuannya, sambungnya, agar publik mengikuti atau mengamini kemauan aktor pembuat framing.
Oleh sebab itu, kata Nasky, pemberitaan tanpa disertai data dan bukti yang kredibel dan autentik adalah sebuah bentuk penghakiman sepihak. Di sisi lain, Ia meminta untuk menghentikan narasi sesat dan framing jahat terhadap Menteri ESDM.
“Lebih lanjut, Ia melihat narasi yang dibangun sangat tendensius, tak objektif dan kontruktif. Ia menduga ada pihak tertentu yang bertujuan ingin merusak citra positif, profesionalitas, dan integritas Bahlil sebagai pelayan rakyat dan pejabat publik.
“Stop narasi sesat dan framing jahat untuk mendiskreditkan siapa pun, termasuk Menteri ESDM. Kegaduhan akibat pembelokan fakta sangat merugikan masyarakat.
Hanya kecurigaan dan sesat pikir atau salah tuduh yang akan diperoleh, alih-alih mendapatkan kebenaran serta keadilan,” tuturnya.
Maka dari itu, kami mengajak seluruh elemen masyarakat jangan mudah terprovokasi atas penggiringan opini dan informasi yang belum jelas data dan bukti autentik nya.
“Menurutnya, kritikan dan saran yang disampaikan oleh elemen masyarakat suatu hal yang wajar, ini merupakan cerminan dari kedewasaan berpolitik dan berdemokrasi di Indonesia. Untuk itu, mari sama-sama kita jaga persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa dengan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi,” pungkasnya.