Tanah lapang itu mencatat sejarah: bukan hanya tentang pernikahan, tetapi tentang bagaimana seorang pemimpin dan rakyatnya saling mencintai tanpa kata, hanya dengan kehadiran, senyuman, dan pelukan yang bermakna.
Dan hari itu, Batu Bara tidak hanya merayakan cinta dua mempelai, tapi juga cinta rakyat kepada pemimpinnya, dan pemimpin kepada rakyatnya.