Aceh Timur – Keputusan progresif diambil Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky. Dimana bupati daerah lain mengalokasikan anggaran untuk pengadaan mobil dinas berbeda dengan alfarlaki, Ia memilih untuk mengalihkan anggaran pembelian mobil dinas menjadi dana pembangunan jembatan di Gampong Alue Mirah, sebuah langkah yang menuai apresiasi luas dari berbagai kalangan.
Langkah ini dinilai sebagai wujud kepemimpinan yang mengedepankan kebutuhan rakyat di atas kepentingan pribadi maupun simbolis jabatan. Bupati Iskandar menyatakan bahwa pembangunan jembatan memiliki urgensi tinggi karena menyangkut aksesibilitas dan keselamatan warga.
“Kami ingin pembangunan yang benar-benar dirasakan langsung oleh masyarakat. Bukan sekadar seremonial atau formalitas,” ujar Iskandar kepada awak media, Senin (4/8/2025).
Jembatan yang akan dibangun di Alue Mirah ini selama bertahun-tahun menjadi permintaan masyarakat. Keberadaan jembatan tersebut dinilai krusial untuk membuka konektivitas antarwilayah, memperlancar distribusi barang dan jasa, serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, terutama bagi petani dan pedagang kecil.
Langkah Iskandar ini tidak hanya mencerminkan sensitivitas terhadap aspirasi rakyat, tetapi juga sinyal kuat arah prioritas pembangunan yang lebih pro-rakyat.
“Ini bukan hanya soal infrastruktur fisik, tapi tentang membangun harapan dan kepercayaan publik,” ujar seorang tokoh masyarakat setempat, Tgk. Mukhlis.
Pengalihan anggaran tersebut juga menjadi contoh nyata efisiensi dan etika penggunaan APBD yang selama ini kerap disorot masyarakat. Banyak pihak menilai keputusan ini layak menjadi teladan bagi kepala daerah lainnya dalam menyusun kebijakan yang lebih berorientasi pada dampak nyata.
Jembatan yang akan dibangun direncanakan mulai dikerjakan pada kuartal akhir tahun ini dan ditargetkan rampung sebelum pertengahan 2026.
Zainal Abidin