Ia menambahkan, pendekatan represif semata terbukti belum mampu menekan angka penyalahgunaan narkoba. Sebaliknya, strategi rehabilitasi terpadu dan edukatif justru dapat memulihkan korban sekaligus mencegah kekambuhan.
*Mendorong Kolaborasi Nasional*
Nasky juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, aparat penegak hukum, dan masyarakat. Ia mengajak publik untuk aktif menjaga lingkungan agar terhindar dari peredaran gelap narkoba.
“Kita harus mulai dari keluarga dan lingkungan terdekat. Orang tua perlu membangun komunikasi yang terbuka dengan anak-anak agar terhindar dari narkoba,” pesannya.
Lebih lanjut, ia mengapresiasi langkah BNN yang mengedepankan rehabilitasi medis, psikososial, dan sosial sebagai pendekatan komprehensif. Pemerintah, kata dia, juga perlu memperkuat fasilitas rehabilitasi serta meningkatkan kapasitas tenaga profesional agar layanan semakin optimal.
War on Drugs for Humanity
Menutup keterangannya, Nasky menegaskan bahwa perang melawan narkoba harus berlandaskan kemanusiaan.
“Langkah BNN RI merupakan bentuk nyata War on Drugs for Humanity, perang melawan narkoba demi kemanusiaan. Ini bukan sekadar menindak, tetapi menyelamatkan manusia,” ujarnya.
Publik pun menilai kebijakan Kepala BNN RI tersebut sebagai arah baru penanganan narkoba di Indonesia, yakni dari pendekatan represif ke pendekatan pemulihan yang lebih humanis dan berkelanjutan.(rel)