DELI SERDANG, Sinarsergai.com – Deli Serdang sudah masuk kategori Altruism, level tertinggi dalam inovasi. Altruism adalah salah satu dari empat unsur karakter dalam matriks inovasi yang bermakna bekerja dengan ikhlas tanpa harus diawasi, bertanggung jawab tanpa disuruh, disiplin tanpa diperintah.
Di tingkat Provinsi Sumatera Utara, Deli Serdang berada pada peringkat satu dengan nilai 64,02 (Inovatif) tahun 2025. Sedangkan, Kota Medan saja berada di angka 58,16. Beberapa kabupaten lain masih jauh lebih rendah.
Nilai 64,02 tersebut sudah sangat baik, hanya sedikit di bawah standar nasional, yaitu 65 (Sangat Inovatif).
“Dari pengamatan kami, Deli Serdang sudah masuk kategori Altruism, level tertinggi dalam inovasi,” kata Kepala Pusat Strategi Kebijakan Pengembangan SDM, Digitalisasi Pemerintah, dan Inovasi Pemerintahan Dalam Negeri BSKDN, Dr Ir David Yama MSc MA, pada Penganugerahan Inovasi Kabupaten Deli Serdang Tahun 2025 di Aula Cendana, Lantai II, Kantor Bupati Deli Serdang, Jumat (12/12/2025).
Empat unsur karakter dalam matriks inovasi, lanjut Dr David Yama, antara lain Egois. Maknanya, tidak peduli perubahan. Kemudian, Comfort Zone, bekerja sekadarnya. Masuk kantor, minum kopi, baca koran, pulang, tiap bulan tetap gaji.
Ketiga, Change. Maksudnya, mau berubah, berani melakukan pembaruan. Dan level tertinggi, Altruism atau bekerja dengan ikhlas tanpa harus diawasi, bertanggung jawab tanpa disuruh, disiplin tanpa diperintah.
Atas dasar itu, Dr Ir David Yama MSc MA memberi apresiasi kepada Bupati Deli Serdang, dr H Asri Ludin Tambunan dan Wakil Bupati, Lom Lom Suwondo SS beserta jajaran Pemkab Deli Serdang yang telah menyelenggarakan lomba inovasi.
Pelaksanaan lomba inovasi tersebut menjadi bukti komitmen tinggi dari pemimpin daerah, baik Bupati maupun Wakil Bupati.
Inovasi, jelasnya, adalah media, cara, proses, serta alat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di dalam inovasi selalu ada: perbaikan layanan, mempermudah yang rumit, memperbaharui yang sudah usang, mempercepat yang lambat, menurunkan biaya, mendigitalisasi yang sebelumnya manual, serta mereplikasi praktik baik. Bahkan, bisa meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).













