PPM Program Studi S3 Kedokteran USU Edukasi Masyarakat Pancur Batu Pentingnya Deteksi Dini Kanker Kolorektal – Laman 2 – Sinarsergai
Daerah

PPM Program Studi S3 Kedokteran USU Edukasi Masyarakat Pancur Batu Pentingnya Deteksi Dini Kanker Kolorektal

×

PPM Program Studi S3 Kedokteran USU Edukasi Masyarakat Pancur Batu Pentingnya Deteksi Dini Kanker Kolorektal

Sebarkan artikel ini

Ia berharap masyarakat lebih waspada terhadap gejala yang dialami dan segera melakukan konsultasi kesehatan. “Skrining jadi peran kunci dalam mengendalikan kanker ini. Tes darah okultisme tinja (FOBT), sigmoidoskopi fleksibel (FS), kolonoskopi, dan kolonoskopi virtual (VC) adalah tes skrining utama untuk kanker kolorektal,” pungkasnya.

 

Selain itu juga, Tekan Angka Kematian, PPM S3 Kedokteran USU Sosialisasikan Kanker Kolorektal ke Warga Gunung Meriah

Gunung Meriah – Kanker kolorektal, yang dikenal sebagai kanker usus dan terjadi di usus besar, rektum, atau usus buntu, merupakan salah satu penyakit mematikan yang menjadi beban kesehatan global. Di negara berkembang, sekitar 60% kasus kanker kolorektal berakhir pada kematian, menunjukkan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap deteksi dini.

Fakta ini disampaikan oleh dr. Asri Ludin Tambunan M.Ked (PD), Sp.PD-KGEH, pada kegiatan Edukasi Kanker Kolorektal dalam rangka Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Program Studi S3 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara di Jambur Desa Gunung Meriah, Jumat (21/11/2025)

Dalam penyampaian materinya, dr. Asri Ludin Tambunan menjelaskan bahwa kanker kolorektal adalah kanker paling sering didiagnosis kedua pada wanita, ketiga pada pria, dan keempat secara global. “Setiap tahun lebih dari satu juta kasus baru ditemukan di seluruh dunia. Banyak pasien datang terlambat karena takut berobat atau lebih percaya pada metode alternatif,” ujarnya yang juga sebagai Ketua Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM).

Ia menegaskan bahwa banyak penderita tidak merasakan gejala di tahap awal. “Gejalanya bisa berupa diare, sembelit, darah dalam tinja, sakit perut, penurunan berat badan, hingga kelelahan. Ketika penanganan terlambat, hasil terapi biasanya juga kurang optimal dan berdampak pada kesejahteraan serta kondisi ekonomi keluarga,” jelasnya.

Ia berharap edukasi ini dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terkait risiko, gejala, dan urgensi deteksi dini penyakit berbahaya. dr. Asri yang juga merupakan Bupati Deli Serdang ini juga menekankan komitmen penyebaran edukasi yang lebih luas agar pencegahan dapat dilakukan sedini mungkin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *