Kepercayaan publik tidak dibangun lewat retorika, melainkan lewat konsistensi yang dapat diuji dari waktu ke waktu.
Namun, keberhasilan ini tidak boleh membuat lengah. Justru sebaliknya, ia harus dijaga sebagai standar baru.
Tantangan ke depan adalah mempertahankan integritas ini dalam fase-fase lain manajemen ASN: penempatan, evaluasi kinerja, promosi, dan pengembangan karier.
Jika konsistensi ini terjaga, maka reformasi kepegawaian di Sumatera Utara tidak akan berhenti sebagai cerita sukses satu tahun, melainkan menjadi budaya birokrasi.
Sebagai refleksi akhir tahun, kebijakan PPPK di Sumatera Utara memberi satu pelajaran penting: ketika komitmen pemimpin tidak berhenti di kata, birokrasi bisa bekerja tanpa drama. Dan ketika sistem dipercaya, publik pun belajar menerima hasil dengan dewasa.
Dalam konteks itu, kepemimpinan Bobby Nasution—dengan dukungan pelaksana seperti Sutan Tolang Lubis—telah memberi contoh bahwa reformasi bukan mustahil, asal dijalankan dengan keberanian, konsistensi, dan kejujuran *(Zulfikar Tanjung bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers)*













