Ustad Sulaiman : Hakikat Kurban Itu Menyembelih Sifat Hewan Dalam Diri – Sinarsergai
Daerah

Ustad Sulaiman : Hakikat Kurban Itu Menyembelih Sifat Hewan Dalam Diri

×

Ustad Sulaiman : Hakikat Kurban Itu Menyembelih Sifat Hewan Dalam Diri

Sebarkan artikel ini
Teks foto : Ustad Sulaiman akrab disapa Ustad Sule

SERGAI,Sinarsergai.com- “Ibadah Kurban kata Ustad Sulaiman yang akrab disapa dengan Ustad Sule dalam Khutbah singkatnya usai melaksanakan Solat Idul Adha 10 Dzulhijjah 1445 H/2024 Masehi di Masjid Agung Serdang Bedagai,Desa Firdaus,Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Sergai, Senin (17/6/2024), dapat dimaknai dengan sebuah bentuk kepasrahan seorang hamba kepada Allah SWT untuk mendekatkan diri kepada-Nya.” Nah, perintah supaya berkurban ini telah ditegaskan oleh Allah SWT dalam Alquran: “Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” (QS Al-Kautsar (108) : 1-2).

Perintah melaksanakan ibadah Kurban ini katanya dihadapan Bupati Sergai H.Darma Wijaya dan Wakil Bupati Sergai H.Adlin Umar Yusri Tambunan juga ratusan jamaah, bermula dari Nabi Ibrahim AS yang mendapatkan perintah dari Allah SWT untuk menyembelih anak kandunganya sendiri Nabi Ismail AS. Perintah itu diperolehnya melalui mimpi selama 3 hari berturut-turut. “Ini merupakan ujian yang berat dialami oleh Nabi Ibrahim AS saat itu. Padahal ia sudah sangat lama mendambakan seorang anak soleh hingga puluhan tahun dia berdo’a baru dikabulkan oleh Allah SWT.

Begitu lahir dan beranjak Baligh, Nabi Ismail AS merupakan anak kesayangan Nabi Ibrahim AS, diperintahkan Allah SWT untuk disembelih. “Sungguh luar biasa ketaatan Nabi Ismail AS terhadap ayahnya dengan mengatakan, jika ini merupakan perintah Allah SWT, maka laksanakanlah dan tajamkan pisaunya agar saya tidak merasakan sakitnya saat disembelih ayah.”

Beda anak sekarang, kebanyakan orang tua dijadikan pembantu di rumahnya. Lebih mengutamakan kebutuhan istri daripada peduli teerhadap ibu dan ayahnya. Sementara seorang ayah tidak mengenal lelah, dari pagi hingga larut malam mencari nafkah agar kebutuhan anaknya dapat terpenuhi, tapi ketika anak sudah dewasa dan memiliki jabatan, harta yang banyak, disaat seorang ibu meminta pertolongan kepada anaknya meminjam uang untuk perobatan ayahnya, malah si anak tidak peduli bahkan dibiarkannya si ibu berhutang kepada orang lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *