SERGAI,Sinarsergai.com -Penjabat Sementara (Pjs.) Bupati Serdang Bedagai (Sergai) H. Parlindungan Pane, SH, M.Si, yang diwakili oleh Pj. Sekretaris Daerah (Sekdakab) Sergai, Rusmiani Purba, SP, M.Si, mengutarakan bahwa pentingnya menjaga kelestarian ekosistem laut, sejalan dengan kebijakan “Ekologi sebagai Panglima”. Ia menekankan bahwa kebijakan perikanan tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi, tetapi juga pada perlindungan sumber daya laut melalui praktik perikanan yang berkelanjutan.
“Nelayan Sergai harus menjadi contoh dalam penerapan praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan.” Saya bangga karena nelayan kita tidak menggunakan alat tangkap merusak seperti Pukat Trawl.
Hal itu disampaikan Rusmiani pada acara penyerahan bantuan perahu nelayan berukuran di bawah 5 gross ton (GT) dan kelengkapannya di Pantai Mangrove, Desa Sei Naga Lawan, Kecamatan Perbaungan, Selasa (15/10/2024).
Nah, program ini merupakan bagian dari program Dana Alokasi Khusus (DAK) 2024 yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan tradisional di Sergai.
“Dinas Perikanan, Polairud, dan KPLP Tanjung Beringin secara rutin melakukan patroli untuk memastikan tidak ada pelanggaran dari nelayan luar yang menggunakan alat tangkap terlarang.
Menurut data yang ada sebut Rusmiani, sekitar 9.091 penduduk Sergai berprofesi sebagai nelayan, mayoritasnya adalah nelayan tradisional yang menggunakan perahu kecil dengan alat tangkap sederhana seperti jaring insang dan rawai.
Terkait dengan hal tersebut, pemerintah akan segera menerapkan kebijakan penangkapan ikan berbasis kuota, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2023 dan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 28 Tahun 2023. Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara kesejahteraan nelayan dan keberlanjutan sumber daya laut.
“Nelayan yang memahami dan menjalankan kebijakan penangkapan ikan terukur akan membantu pemerintah meningkatkan kesejahteraan secara menyeluruh,” tambahnya.
Kepala Dinas Perikanan Sergai, Dr. Klaudia Evinta Siregar, SKM, M.Kes, dalam arahannya, menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam memaksimalkan bantuan yang diberikan. Ia juga mengungkapkan bahwa tantangan utama di Balai Benih Ikan (BBI) Melati II adalah ketersediaan air yang masih bergantung pada irigasi pertanian.