Tak Punya Uang Berobat, Nek Sulasmi Renungi Nasib Diatas Kursi Roda – Sinarsergai
Daerah

Tak Punya Uang Berobat, Nek Sulasmi Renungi Nasib Diatas Kursi Roda

×

Tak Punya Uang Berobat, Nek Sulasmi Renungi Nasib Diatas Kursi Roda

Sebarkan artikel ini
Teks foto : Nek Sulasmi bersadar menahankan penyakit yang dideritanya, di tas Kursi Roda di dalam rumah, Kamis (20/3/2025)

SERGAI,Sinarsergai.com- Sungguh memperhatinkan melihat keadaan Nek Sulasmi, janda tua yang tinggal sendirian di dalam rumah tanpa ada seorangpun yang menemani. Setiap hari ia hanya mampu duduk di atas Kursi roda merenungi nasib yang dialaminya selama ini. Kedua kaki dan satu tangan sebelah kiri yang selama ini membawanya berjalan kesana-kemari dan melaksanakan beraneka jenis aktivitas setiap hari, kini sudah lebih delapan tahun menderita sakit, kedua kaki dan satu tangan sebelah kiri itu tidak bisa digerakan secara normal.

Ia yang kini sudah berusia 69 tahun, tidak dapat melaksanakan kegiatan di dapur seperti memasak dan mencuci pakaian. Semua itu dikerjakan oleh tetangganya bernama Sumini (62) warga yang sama. Ia mengaku kepingin berobat ke Rumah Sakit yang dapat memeriksakan dan mengobati penyakit yang dideritanya selama bertahun-tahun. Namun ia tidak memiliki uang untuk membiaya perobatan tersebut sehingga sudah bertahun-tahun penyakit yang di deritanya tidak mendapatkan perobatan.

Berharap bantuan dari Pemerintah Pusat berupa BPJS Kesehatan gratis, itu yang diharapkan tidak pernah ia dapati. Ia juga membeberkan bahwa penyakit yang dideritanya pernah diobati sudah cukup lama sekali dengan mempergunakan BPJS Kesehatan Mandiri, bayar sendiri premi (Iuran). Tapi, BPJS Mandiri itu mungkin sudah tidak bisa digunakan lagi (Non aktif), dikarenakan preminya (iuran) setiap bulan tidak mampu lagi untuk dibayarkan, karena kondisi tidak punya uang.Ujarnya, Kamis (20/3/2025).

Sedangkan mengenai bantuan sosial, ia mengaku hanya menerima bantuan dari desa berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT).“Bantuan Langsung Tunai (BLT), yang diterima dari desa hanya cukup untuk makan dan upah cuci pakaian. Menurut ingatannya, pernah menerima uang BLT Rp.300 ribu, tapi sudah lama. Tiap Tiga bulan sekali ia menerima dana BLT itu. Informasinya sebulan BLT itu Rp.300 ribu.

Teks foto : Wia Operator SIKS-Ng Desa Sei Bamban, Kecamatan Sei Bamban,Kamis (20/3/2025)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *