Blog

Refleksi 2020, Pemantapan Nilai Gotong-Royong dan Sasaran Nasional Ekonomi Hutan Sosial

×

Refleksi 2020, Pemantapan Nilai Gotong-Royong dan Sasaran Nasional Ekonomi Hutan Sosial

Sebarkan artikel ini

“Kehadiran buku ini menjadi bukti penting untuk ‘Write what you do’ dan ‘Do what you write’. Jadi tulis apa yang kamu kerjakan, jangan mengarang-ngarang. Selain itu, kita konsisten terhadap rencana-rencana kerja kita untuk implementasinya. Dengan prinsip sesederhana itu juga, kita membangun nilai-nilai produktif bagi bangsa ini, di samping membangun energi positif yang sedang sangat-sangat dibutuhkan,” ungkap Menteri Siti.

“Besar harapan kita bersama, agar tahun 2021 dan tahun-tahun seterusnya, kita tetap selalu dapat mencatatkan kemajuan dan pencapaian yang lebih baik demi kemaslahatan rakyat dan kehidupan di planet bumi yg lebih berkelanjutan,” lanjutnya.

Penasihat Senior Menteri LHK selaku editor pelaksana SOIFO 2020 Efransjah, mengatakan buku ini menunjukkan kepada dunia internasional tentang transparansi pengelolaan kehutanan di Indonesia. “Kita menyajikan apa adanya dalam buku ini. Meski begitu, silahkan saja kalau ada yang mau membahas dari aspek keilmuan lain misalnya,” katanya.

Bekerjasama dengan Food and Agriculture Organization (FAO), Buku SOIFO pertama kali diterbitkan pada tahun 2018, dan mendapat respons positif khususnya dari kalangan internasional. Berdasarkan pengalaman tersebut, SOIFO akan diperbarui secara berkala, untuk memenuhi harapan publik.

FAO Indonesia Representative Ad Interim, Richard Trenchard menyampaikan apresiasi atas peluncuran SOIFO 2020 ini. “Buku yang luar biasa, mencakup laporan hutan dan kehutanan Indonesia yang disusun dengan baik. Buku ini saya harap dapat dibaca tidak hanya di level nasional, tetapi juga di tataran internasional,” ucapnya.

Apresiasi terhadap SOIFO 2020 juga datang dari pelaku usaha kehutanan. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Indroyono Soesilo, mengatakan publikasi ini akan menjadi referensi bagi khalayak luas, khususnya bagi kalangan pelaku usaha kehutanan.

“Saya ingat pada tahun 2018, kami sempat bingung untuk mencari sumber informasi dan data kehutanan Indonesia. Oleh karena itu, kehadiran buku ini sangat membantu kami mendapatkan referensi yang kredibel,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *