Halim Terdakwa Penipuan Rp.4 M Dituntut 3 Tahun 8 bulan

By Administrator Feb 23, 2021

Februari 2017 saksi mengirimkan pesan teks WhatsApp kepada korban seolah wakil rakyat tersebut melalui pesan gaib Roro Kidul -akrab dipanggil saksi: Uti- sedang diincar penyidik KPK. Melalui kemampuan supranatural, saksi mampu mengamankan korban atas bantuan Roro Kidul. Namun Rudi Hartono Bangun harus menyanggupi syarat yang diberikan ‘Sang’ Uti yakni bayi dengan tubuh masih memerah sebagai tumbal. Namun syarat tersebut bisa diganti dengan ayam 7 atau 8 ekor ayam hitam.

Korban kemudian diminta saksi agar mengirimkan uang ke rekening rekannya, terdakwa Halim Wijaya untuk beli tumbal dan keperluan ritual. Sebab menurut Siska, rekeningnya sedang diawasi aparat penegak hukum. Selain itu, terdakwa warga Jalan Krisan Komplek Griya Riatur, Kelurahan Helvetia Timur, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan juga kurang lebih 10 kali mengambil langsung uang keperluan ritual ke rumah korban di bilangan Jalan Kapten Muslim Komplek Mutiara Medan.

Pantauan awak media, perkara penipuan dengan korbannya politisi dari Nasdem tersebut terbilang kontroversial. Bahkan saksi korban Rudi Hartono kurang lebih 3 jam dimintai keterangannya. Majelis hakim pun memberikan pertanyaan bertubi-tubi. Kecurigaan ke arah hubungan asmara ‘di balik layar’ antara saksi korban dengan wanita jelita Siska, rekan terdakwa Halim Wijaya, aroma mistis maupun kemungkinan potensi saksi korban mengalihkan harta kekayaannya, bercampur jadi satu.

Terus terang kami belum dapat kebenaran materilnya. Ada apa? Koq bisa ditokohi Siska? Kami masih tanda tanya. Sebegitu gampang hingga miliaran. Saudara orang berpendidikan. Orang punya jabatan. Anggota DPR,” cecar hakim anggota Denny Lumbantobing pada persidangan, Senin (1/2/2021) lalu. Untuk beberapa saat saksi korban tampak diam tertunduk. Kalau cuma beli ayam, timpal hakim ketua Mery Donna, kenapa saksi korban takut disadap (KPK-red). Padahal Rudi Hartono anggota DPR RI. “Kan aneh, setelah 61 kali pengiriman uang yang Anda berikan kenapa koq tidak dipertanyakan?” timpal Mery Donna. (Can)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *