Medan, Sinarsergai.com – Bupati Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) H. Darma Wijaya yang saya kenal sebagai pemimpin yang energik dan disayangi masyarakat. Program pembangunan yang dilaksanakan itu benar-benar menyentuh masyarakat.
“Kita harap Darma Wijaya terus menjadi pemimpin yang membanggakan.” Kami juga bangga terhadap Sergai dibawah kepemimpinannya. Sergai yang kini sudah berusia 18 tahun, semoga terwujud menjadi Sergai Maju Terus (Mandiri, Sejahtera, Religius).
Hal ini disampaikan Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani dihadapan Bupati Sergai Darma Wijaya dan 430 mahasiswa FISIP UMSU pada pembukaan seminar hasil PKL/PPL mahasiwa di Kampus Utama Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (Sumut), Jalan Mukhtar Basri Medan, Sabtu (15/1/2022)
Dikatakan Dr. Agussani, perkembangan tekhnologi saat ini tentunya harus diimbangi dengan kreatifitas anak muda yang harus diarahkan dan dibimbing.
“Kami melibatkan mahasiswa dalam merancang konten kreatifivitas untuk dikembangkan di tekhnologi. Karna kita tahu jika tekhnologi sudah berkembang dan kita harus manfaatkan itu sebagai wadah promosi,”ungkapnya.
Ia pun berharap agar penandatangan MoU ini menjadi langkah awal jalinan kerjasama yang lebih baik lagi ke depannya.
Terimakasih Bupati, karena sudah berkenan hadir dan memberikan motivasi kepada mahasiswa. Tahun depan kita harap mahasiswa dapat melakukan PKL ke Sergai. Beberapa tahun ini ditiadakan karena Covid-19, makanya dilakukan di Medan, tidak keluar daerah.
Kita khawatir akan menimbulkan kluster baru. Selanjutnya para mahasiswa akan mempresentasikan hasil PKL/PPLnya di depan dosen.
Ucap Rektor UMSU ini.
Sementara dalam kesempatan yang sama, Bupati Sergai Darma Wijaya memberikan kuliah umum dan menyampaikan bahwa “Kita jangan pernah lupa, restu Allah SWT, restu orang tua. Kesuksesan kita tergantung doa seorang ibu, bapak kita. Makanya adik-adik mahasiswa jangan sepelekan restu orang tua.” Artinya, tegas Bupati, pentingnya restu orang tua dalam kesuksesan seseorang.
Menurut pengalaman sebut Darma Wijaya,saat dirinya masih muda, dan masih sekolah, ia tak pernah malu untuk mengangon Lembu. Ia juga menjadi seorang penggalas dan berladang untuk menutupi biaya sekolah.
