Selanjutnya Allah SWT mengusir Iblis dari Surga dan telah dijelaskan dalam Surat Shaad ayat 77-78, Artinya : “Maka keluarlah kamu dari Surga; Sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk, Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan”.
Mendengar perkataan Allah SWT tersebut, lantas Iblis mengajukan permohonan agar Allah SWT memberikan kesempatan hidup hingga hari Kiamat. Maka umur iblis sangat panjang, dan baru akan meninggal kelak ketika Malaikat Israfil meniup Sangkakala.Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Shaad ayat 79-83, yang artinya, “Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat)”. Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya kecuali hamba-hamba-Mu yang bertaqwa di antara mereka.”
Nah, lanjut Ketua MUI Sergai, dari sejarah Nabi Adam AS dengan Iblis tersebut dapat kita pahami bahwa sikap sombong itu bisa sebagai jembatan bagi makhluk ciptaan Allah SWT masuk neraka dan hancur sehancurnya hingga menderita untuk selamanya.
Selain itu, kita juga bisa belajar dari kisah Raja Firaun yang sangat berkuasa memiliki harta cukup lumayan saat memimpin kala itu dan terkenal raja yang sangat kejam terhadap umat Islam. Firaun merupakan raja yang menentang Nabi Musa AS. Dihadapan Nabi Musa dan seluruh rakyat (masyarakat) kala itu, Firaun mengaku sebagai Tuhan. Kesombongan itu akhirnya Allah SWT murka dengan menengelamkannya di dalam Laut Merah melalui Nabi Musa AS yang membelah Laut Merah saat melakukan pengejaran terhadap Nabi Musa bersama pengikutnya.
Raja Firaun kala itu bersama ribuan tentara dan turut ikut tenggelam di Laut Merah akibat kesombongan Raja Firaun. Namun Allah SWT menyelamatkan jasad Raja Firaun sebagaimana dijelaskan dalam Surat Yunus ayat 92. Artinya, ““Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Allah SWT.
Pelajaran selanjutnya kata Hasful Huznain, kita bisa belajar dari Raja Namrud yang bersikap sombong dan angkuh juga kejam. Namrud merupakan raja yang kaya raya memiliki banyak harta dan makanan juga minuman. Dia akan memberikan makanan kepada siapapun saat diminta kepadanya, dengan syarat mengakuinya sebagai Tuhan. Pengakuan Raja Namrud saat itu juga dilontarkannya kepada Nabi Ibrahim AS.
Ia merupakan raja pembunuh setiap bayi lelaki yang lahir, karena takut akan menggantikannya.
Dengan semua nikmat dan kekayaan tersebut, ia berperilaku sombong.
Dikarenakan ilmu, amal, garis keturunan, ketampanan,kecantikan, harta kekayaan, kekuasaan dan banyaknya pengikut menjadikan Raja Namrud sangat sombong, sehingga mengaku sebagai Tuhan. Saat ingin berperang dengan pasukan Nabi Ibrahim AS, Allah SWT mengirimkan seekor Nyamuk yang besar untuk mematikan Raja Namrud kala itu. Hanya seekor nyamuk saja dikirim Allah untuk menghilangkan nyawa raja yang mengaku Tuhan tersebut.
Jadi kata Hasful, sebagai makhluk ciptaan Allah SWA, manusia tidak perlu sombong menjalani kehidupan di dunia ini kendati kita diberikan ilmu sehingga menjadi orng yang cerdas, banyak harta, wajah tampan, cantik, ada jabatan dan kekuasaan, sebab itu hanya merupakan suatu ujian dari Allah SWT. Hal ini dijelaskan Allah SWT dalam Surat Al-Isra ayat 37, artinya, “Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung.”
Selain itu, Allah SWT juga menegaskan bahwa Jin dan manusia itu diciptakan untuk mengabdi kapada Nya. Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Adz Dzariya ayat 56
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ
Artinya, “Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan manusia, kecuali untuk mengabdi kepada Ku.” Semoga bermanfaat dan menjadi renungan bagi kita semua. Jauhi sikap sombong sekalipun kita kaya, pintar, tampan, cantik dan berkuasa. Dikutip dari berbagai sumber.(red)