Manusia merupakan ciptaan Allah SWT. Nabi Adam AS adalah manusia yang pertama diciptakan oleh Allah SWT terbuat dari tanah, lalu dihembuskan roh ke dalam tubuhnya yang dikarunia dengan akal dan fikiran, sehingga bisa membedakan perbuatan baik dan buruk. Pencipataan Nabi Adam ini juga dijelaskan oleh Allah SWT dalam Surat At-Tin ayat 4
لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ
artinya : Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk fisik yang sebaik-baiknya, jauh lebih sempurna daripada hewan. Kami juga bekali mereka dengan akal dan sifat-sifat yang unggul. Dengan kelebihan-kelebihan itulah Kami amanati manusia sebagai khalifah di bumi.
Selanjutnya Allah SWT menciptakan Hawa dari salah satu tulang rusuk Nabi Adam AS. Allah ingin menciptakan pasangan bagi Adam untuk mendampinginya dalam hidup. Allah SWT menciptakan dari Adam sendiri. Hal ini diterangkan Allah SWT dalam Surat An-Nisa’ ayat 1.
Artinya : Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhan mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Penciptaan Hawa ini mengakibatkan keduanya keluar dari Surga dan diturunkan ke bumi.
Sedangkan keturunan Nabi Adam AS tercipta dari setetes Air Mani. Sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT dalam Surat Al-Aminum ayat 12-14. Artinya “ Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu Saripati (berasal) dari tanah, kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim), kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.”
Namun perlu diketahui kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) Drs. H.Hasful Huznain SH, bahwa menurut catatan sejarahnya, sebelum Nabi Adam AS diciptkan, ternyata Allah SWT telah menciptakan langit, bumi, dan isinya, diantaranya Malaikat. Malaikat itu diciptakan dari Nur (cahaya) sebagai makhluk yang selalu taat kepada Allah SWT. Malaikat memiliki akal, tetapi tidak memiliki nafsu sehingga tidak makan, minum, bersyahwat, tidak pernah berdosa, dan tidak berjenis kelamin laki-laki atau perempuan.
Berikutnya Jin yang diciptakan dari Api. Jin memiliki jenis kelamin pria dan wanita. Jin ini juga seperti manusia, ada yang patuh dan ada juga yang tidak. Bagi Jin yang melawan terhadap perintah Allah SWT, maka ini yang disebut sebagai Iblis (Setan).
Malaikat dan Jin sebelum diciptakan Nabi AS berada di Surga. Namun setelah Allah SWT menciptkan Nabi Adam AS dan diperintahkan Allah SWT kepada Malaikat sebagai penghormatan bersujud, maka Malaikat yang taat akan perintah Allah SWT langsung bersujud. Sedangkan Iblis yang diketahui kala itu sangat taat menjalankan ibadah dan perintah Allah SWT, ternyata melawan saat Allah SWT memerintahkan bersujud kepada Nabi Adam AS, dengan alasan Iblis merasa lebih baik daripada Nabi Adam AS. Sebagaimana firman Allah SWT. artinya, “Iblis itu dari golongan jin, dan dia membangkang terhadap perintah Allah SWT. (QS. Al-Kahfi: 50 )
Sikap sombong Iblis menjadikan Allah SWT murka kepadanya. Allah SWT mengatakan Iblis adalah golongan orang kafir. Hal ini ditegaskan dalam Surat Al-Baqarah ayat 34, artinya , “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka merekapun bersujud kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan ia termasuk golongan orang-orang kafir.