Ia didampingi kepala Bidang Diakonia Pdt Samuel Sihombing dan sejumlah pengurus HKBP distrik Samosir.
Praeses dalam kotbah singkat mengutip Injil Yohanes 5, 1-9. Pada zaman pertama Masehi di Yerusalem tidak jauh Pintu Gerbang Domba benar sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda.
Di serambi-serambi itu berbaring sejumlah orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan cairan kolam itu.
Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan cairan itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan cairan itu, diproduksi menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya. “Yesus tidak bicara ansich, tapi implemented. Kita harus meneladani apa yang dilakukan Yesus, membangun kesembuhan yang nyata. Dan itu sudah dimulai ratusan tahun silam sebelum kemerdekaan lewat para misionaris,” terang Praeses Gultom.
Disebutkan, kebijakan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) menghadirkan 5 juta wisatawan harus diantisipasi dari pelayanan kesehatan.
Meski RSUD Pangururan sudah ada, namun peran RS HKBP kedepan akan semakin melengkapi pelayanan kesehatan. “Mari saling bekerjasama mengimplementasikan suruhan Tuhan, gereja dan pemerintah serta Yayasan Kesehatan sama sama bergerak maju,” tutup Pendeta Rein Justin Gultom.
Apresiasi Pemkab Samosir
Ketua Yayasan Kesehatan HKBP Letnan Jenderal Purnawirawan Hinsa Siburian dalam sambutan daring mengapresiasi dukungan Pemkab Samosir. “Kita ketahui negara wajib hadir sesuai konstitusi melindungi rakyat. Ancaman tidak hanya dari serangan militer, namun juga ancaman penyakit,” jelas Hinsa.
Sinergitas untuk rencana pembangunan kembali RS HKBP Nainggolan di Pulau Samosir, mutlak diperlukan. “Amang Sekda, kami sangat apresiasi pak Bupati dan jajaran Pemkab atas dukungan dalam mengaktifkan kembali RS HKBP Nainggolan. Kami tidak bisa berbuat banyak tanpa didukung Pemkab,” ujar Hinsa yang hadir lewat daring dengan anggota pengurus Dr. Leo Simanjuntak SpOG(Dekan FK UHN).