Para seniman dan mahasiswa seni internasional dan lokal diundang untuk memamerkan bakat dan ide mereka melalui penciptaan kreasi-kreasi lampion.
Selain lampion tradisional, ada juga instalasi seni yang dipadukan dengan pemandangan alam dan aliran air sungai di sekitarnya; mereka bahkan bisa interaktif.
Alunan musik yang mengiring pergerakan lampu menambah hikmat pengunjung menikmati paduan karya-karya seni cahaya yang disajikan.
“Masyarakat setempat sering melihat bulan sabit sebagai simbol kesucian, kekuatan dan kehidupan.” jelas Tan dari Tainan City Government. Nah, para kreator seni kemudian mencoba menterjemahkan makna simbol bulan sabit itu melalui karya-karya yang dipajang di festival ini.
Perspektif unik sang seniman melihat bahwa orang-orang dapat mengalami perubahan hidup yang tak terduga, diharapkan orang-orang itu juga merasakan kembali, kehangatan dan keterhubungan yang berharga ketika semua berkumpul menikmati festival ini.
Dalam leaflet Yuejin Lantern Festival 2023 dipaparkan bahwa kesadaran manusia akan ruang itu terputus-putus dan tidak teratur. Melalui informasi perseptual yang diberikan oleh lingkungan dan akan membentuk citra fiksi dari individu.
“Kami memperluas ‘cara pandang’ antara realitas dan fiksi, di mana tubuh dan pikiran dibekukan. Pemandangan ini langka bukan lagi lanskap yang ada di mana-mana. Sama seperti proses ‘pencerahan (satori)’ dalam Zen dari “melihat gunung dan air sebagaimana adanya” menjadi “melihat gunung tetap gunung, air tetap air’ – lanskap bukan sekadar lanskap, seperti kesadaran, di mana orang mengalir dan persepsi yang tidak teratur terisi di dalamnya, menjadi lanskap spiritual dalam pikiran mereka sendiri. Mencari rasa keberadaan yang menghilang dalam tumpukan adegan dan objek” demikian penjelasan dari penyelenggara festival yang dituangkan dalam leaflet.