Pameran instalasi seni cahaya dalam Yuejin Lantern Festival ini mencoba membuka perspektif baru di era pandemi, yaitu tubuh fisik yang dibatasi.
Para creator seni mencoba menerobos permukaan struktur konseptual dengan pengalaman tunggal yang tidak dimodifikasi. Menggunakan intuisi untuk merasakan keberadaan objektif ruang daripada mengidentifikasinya. Prosesnya akan menjadi ambigu, dan definisi ruang tampaknya jauh dari permukaannya tetapi semuanya berdiri sendiri.
Hal itu terlihat pada karya pertama yang dimunculkan di area pertama. Begitu memasuki area festival, pengunjung langsung disambut dengan instalasi lampu berbentuk dua bola mata tiga dimensi di tengah perairan. Bola mata akan terus menatap pengunjung dari berbagai posisi pengunjung melalui pencahayaan tersebut.
Kami terus menjelajahi area festival di tepi sungai yang telah dipasangi gerakan cahaya kontemporer yang bercerita tentang keindahan bulan mengiringi harapan akan kehidupan yang lebih baik di masa depan.
Bagi masyarakat setempat, bulan sabit sering dipandang sebagai simbol kesucian, kekuatan dan kehidupan. Di era pasca pandemi, setiap orang ingin memiliki bulan sendiri, simbol harapan masa depan yang dapat diberikan kepada semua orang melalui anugerah seni.
Jembatan yang menghubungkan dua tepian sungai ini dihadirkan dengan instalasi lampu berbentuk laba-laba yang konon merupakan sentuhan kreasi seniman asal Perancis. Romansa sinar rembulan memang kemudian menyemangati para kreator seni.
Di sungai yang berkelok-kelok di Pelabuhan Yuejin, ada mitos yang mengatakan bahwa terdapat penjaga yang tersembunyi di dalamnya yang oleh orang-orang disebut ‘No123’.
Itu adalah robot tipe kelinci, yang diyakini sebagai si pembawa pesan yang dikirim dari bulan ratusan tahun yang lalu. Setiap kali lingkungan sekitarnya terancam, ia akan muncul dari dasar air saat bulan terbit, dan melindungi Pelabuhan Yuejin serta menjaga keseimbangan ekosistem.
Namun, tidak mungkin melindungi lingkungan dunia sendirian, jadi diharapkan semua orang bisa datang ke Yanshuei untuk bergabung melindungi lingkungan.
Merujuk pada penjelasan Chang Shi-chung, Direktur Jenderal Taiwan Bureau MOTC saat konferensi pers Internasional di National Dr. Sun Yat-Sen Memorial Hall (5/2), festival tahun ini menampilkan lentera utama berbentuk robot untuk pertama kalinya, yang terinspirasi oleh industri semi konduktor terkemuka dunia di Taiwan.
Tiga lampu sekunder yang terdapat pada robot tersebut merupakan simbol lentera naga dari festival lentera Taiwan di era milenium baru yang mengungkapkan rasa terima kasih kepada staf medis Taiwan yang bekerja keras selama pandemi.
Banyak pesan-pesan moral khususnya bagaimana merawat lingkungan alam dikreasikan dalam karya-karya seni yang tersaji dalam Yuejin Lantern Festival 2023 ini. Tentu pesan-pesan itu melalui interpretasi dan kesadaran para pengunjungnya.
Proses kesadaran ini seperti ritual pemanggilan. Dicampur dengan pengalaman umum dan pribadi. Menghubungkan materi dan ingatan masa lalu dan masa kini. Seperti yang terungkap dalam puisi berikut yang mengantar pengunjung memaknai karya-karya seni dan instalasi cahaya dalam Yuejin Lantern Festival 2023:
Invisible Spectrum
Spektrum yang tak terlihat
What do you think the shape of light?
Apa yang kau pikirkan tentang bentuk cahaya?
What does smell like?
Seperti apa baunya?
What does light feel and taste like?
Seperti apa rasanya cahaya?
Does light speak?
Apakah cahaya bisa berbicara?
How do we listen to it?
Bagaimana kita mendengarkannya?
we fumble for the edge in the light…between palpable and invisible, there are various forms of light and possibilities
kita meraba-raba ketepian cahaya,,. antara teraba dan tak terlihat, ada berbagai bentuk cahaya dan berbagai kemungkinan
let the river flowing into Yuejin Harbor bring the lights you create
biarkanlah sungai yang mengalir ke Pelabuhan Yuejin membawa cahaya yang kau ciptakan
and your idea you attempt to convey
to the unpredictable future
continue flowing
dan gagasanmu yang kau coba sampaikan
ke masa depan yang tak terduga
akan terus mengalir
Lampion-lampion yang ditampilkan menampilkan gaya teknologi yang berbeda dari bentuk lentera tradisional, mencerminkan semangat festival lentera Taiwan yang bergerak dari klasik ke inovatif.
Menyaksikan Festival Lampion di Taiwan memang tidak sekedar melihat gemerlapnya cahaya dari inovasi karya-karya seni lampion yang diciptakan para seniman. Dibalik kemeriahan festival, terdapat makna-makna simbolik yang menuntun masyarakat setempat untuk introspeksi diri, berbuat kebaikan dan memelihara lingkungan.****