Lebih lanjut Gubernur Edy Rahmayadi juga mengimbau masyarakat, terutama pemilih pemula untuk, bersama-sama menangkal hoax dan ujaran kebencian pada Pemilu 2024. Karena, hal itu dapat memecahkan persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa.
“Begitu indah, di luar sana kritik-kritik, tapi buat jangan sampai negatif jadinya gibah. Korupsi, zina, akan diampuni Tuhan. Tapi, kalau gibah menjelekan orang, Tuhan tidak mempunyai hak mengampuni, apalagi kalian lakukan hoax itu. Jangan main-main dengan hoax,” ujar Edy Rahmayadi.
Acara ini mengundang pembicara, yakni Direktur Intel Polda Sumut, Kombes Pol. Dwi Indra Maulana, Komisioner KPU Sumut, Benget Silitonga dan Ketua SMSI Sumut, Erris J Napitupulu dan dipandu moderator Benny Pasaribu.
Sementara itu Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting, mengapresiasi kegiatan dilaksanakan oleh SMSI Sumut, karena langkah dini dalam memberikan edukasi kepada pemilih pemula tetang politik dan menangkal hoax serta ujaran kebencian.
“Untuk bersama sama mengedukasi soal masalah ini. Kita mengharapkan supaya yang akan datang ini. Kita lebih soft, lebih sempurna dan lebih akrab kita. Jangan dipersoalkan perbedaan tapi persamaan lah yang harus disatukan,” kata Baskami kepada wartawan disela-sela acara tersebut.
Politisi senior PDI Perjuangan itu, mengatakan bahwa perbedaan sudah ada sejak lahir. Karena, abang dan adik juga berbeda sejak lahir. Tapi, tetap satu dalam keluarga harmonis.
“Jadi, harapan kami, supaya ini dapat terlaksana dengan baik, dan saya yakin pihak KPU dan Bawaslu, akan mengerjakan pemilu ini dengan baik. Pengalaman yang lewat, sudah ada yang tidak baik harus ditinggalkan,” sebut Baskami.
Komisioner KPU Sumut, Benget Silitonga mengatakan 50% lebih pemilih pada Pemilu 2024, berasal dari kalangan usia 17 hingga 45 tahun. Hal itu menurut Benget Silitonga, merupakan bonus demografi yang luar biasa.
“Dalam koteks politik elektoral, ini tentu sangat seksi, bagi peserta mau digarap dan bagi kita KPU untuk melakukan edukasi pendidikan pemilih,” kata Benget Silitonga.