Ronny juga menantang seluruh anggota dewan untuk mengungkap ke publik setiap rupiah dari program Pokirnya yang seharusnya diperuntukan ke masyarakat, berikut pengelolanya, dia juga menantang kegiatan bimtek dewan ke Medan, Bandung dan Bali diungkap oleh dewan masing-masing ke publik.
“Kami tantang mereka mengungkap ke publik kemana dibawa Pokirnya masing – masing, berapa duitnya, siapa kelola dan dimana posisinya sekarang program itu selama bertahun-tahun, berapa jumlah untuk ketua dan berapa untuk anggota? Coba dibuka, terus ngapain aja mereka di luar kota dan apa hasilnya selama ini,” tantang Ronny.
Dia meminta anggota dewan bekerja dengan benar untuk masyarakat, dan tidak sekadar mengandalkan pencitraan, untuk menutup-nutupi hal lainnya.
“Kami minta mereka kerja yang benar, karena mereka digaji pakai uang rakyat, jangan banyak diam, dan jangan kerjanya hanya saat momen yang tepat untuk difoto dan diberitakan saja, bahkan diduga berbau pencitraan, karena mau dekat pemilu, jauh-jauh hari sebelumnya entah kemana, kami akan gelar aksi nanti sampai tuntutan kami soal Pokir dan Bimtek dewan ke luar kota itu diungkap, termasuk soal Pokir DPRA yang ada di sini,” pungkas alumni Universitas Ekasakti itu menutup keterangannya.(aac)