“Nah pada festival budaya ini, diikuti festival antar etnis supaya mereka bisa melestarikan budayanya dan juga secara otomatis merawat agamanya.
Didampingi Ketua Permabudhi Sumut, Wong Chun Sen Tarigan, Budi menyampaikan bahwa di Sumatra Utara merupakan multi etnis dengan keberagaman sangat harmonis sehingga ini bisa menjadi contoh bagi daerah lainnya.
Sebagaimana diketahui ada empat etnis beragama Buddha di Sumatra Utara diantaranya, Etnis atau Suku Tionghoa, Jawa, Karo dan Tamil.
“Maka dengan adanya festival ini diharapkan mereka terus semangat dapat mempelajari Agama Buddha melalui seni dan budaya,”ucapnya.
Senada dengan itu Wong Chun Sen yang merupakan Anggota DPRD Medan asal Fraksi PDI Perjuangan yang juga Ketua Permabudhi Sumatra Utara mengatakan sangat mengapresiasi kepada Pebimas Buddha Kanwil Pebimas Buddha Sumut yang mana mempunyai inovasi bagus dan baik pada festival budaya ini.
Wong yang juga Bacaleg DPRD Kota Medan periode 2024-2029, dari Dapil III yakni Medan Timur, Medan Perjuangan, Medan Tembung dan Medan Deli pun mengatakan sebagai ummat Buddha harus tidak lupa sejarah karena budaya itu begitu penting bagi ummat Buddha dan ini dapat kita lestarikan.
Dan untuk lanjutnya lagi Permabudhi Sumut mendukung pelaksanaan festival ini secara berkelanjutan dan dikembangkan dalam melestarikan budaya.
Hal senada juga disampaima, Ketua Walubi Sumut, Brilian Mokhtar mengatakan pada hakikatnya semua agama ada budaya dan masuk didalamnya.
Bahkan Politisi PDI Perjuangan yang juga Bacaleg DPR-RI 2024-2029 untuk daerah pemilihan Sumut 1, yakni Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Tebing Tinggi ini pun menegaskan bahwa penyebarluasan sangat berkaitan dengan budaya yang akhirnya mencerminkan suatu kebudayaan daerah.
Lanjut Brilian Mokhtar mengatakan Hari ini Agama Buddhis dimix dengan Budaya Tionghoa, Jawa, Karo, Tamil dan budaya lainnya yang ada di Indonesia.
Dikatakannya, bahwa di Sumatra Utara Agama Buddha paling lengkap. Dan boleh dikatakan penganut Agama Buddha identik dengan etnis Tionghoa, namun bila kita ke Pulau Jawa, lebih banyak penganut Agama Buddha itu orang Jawa daripada Etnis Tionghoa.