“Gak apa-apa Mak. Terpenting Mamak sehat dan Tuhan kabulkan permintaan Mamak, supaya perut Mamak kempis. Tuhan sudah menjawabnya dengan dinyatakan mukjizat sama Mamak,” jawab Chaisar sambil menahan tangis air mata bahagia.
Adik Hotna, Angel, menyusul masuk ke ruangan, langsung duduk di samping kakaknya yang masih terbaring lemah. Ia mengatakan ke ibu Chaisar. “Tak sia-sia perjuangan anak panggoaranmu ini Kak,” kata Angel.
Chaisar menceritakan, kebahagian ia rasakan tak ada artinya tanpa dibantu Kapolda Sumut, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi. Ceritanya, awal pekan lalu, Selasa (8/8/2023), ia mengirim pesan meminta tolong melalui WhatsApp ke ponsel orang nomor satu di Polda Sumut tersebut.
Awalnya, pesan dikirim tak dibalas. Namun, kata Chaisar, dirinya salah. Pesan dikirim bukan berarti tak dibaca atau direspon Kapolda Irjen Agung Setya. Ternyata mantan Kapolda Riau itu langsung memerintahkan Kabid Dokkes Polda Sumut dan Kepala RS Bhayangkara Medan untuk turun menangani aduan tersebut segera dituntaskan, Kamis (10/8/2023).
“Perwira dengan pangkat AKBP langsung menelepon saya untuk menanyakan kondisi Mamak. Saya ceritakan apa adanya tanpa dikurangi atau dilebihkan. Kamis sore ditanya-tanya, malamnya pukul 19.30 WIB, sudah datang paramedis ke rumah menggunakan Ambulance guna cek kesehatan. Malam itu juga Mamak dibawa ke RS Bhayangkara Tebing Tinggi,” cerita Chaisar.
Setibanya di RS Bhayangkara Tebing Tinggi, Hotna Naibaho diperiksa langsung oleh dokter. Mulai dari pengambilan sampel darah, cek jantung, gula, darah tinggi, rontgen perut serta cek kesehatan lainnya. Chaisar ketika itu dijelaskan oleh dokter, perut orang tuanya didiagnosa sementara membesar bisa jadi akibat tumor dan atau cairan tak keluar.
Berbagai tindakan, vitamin, dan obat-obatan dimasukkan ke dalam tubuh Hotna Naibaho. Esok malamnya, Jumat (11/8/2023), pasien sudah buang air besar dan kecil, serta buang angin. Kesemuanya selama ini tak pernah dialami Mamak Hotna.
“Sabtu kemarin dokter sudah ambil sampel dari dalam perut Mamak. Ternyata cairan, bukan tumor. Puji Tuhan. Kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Kapolda. Pak Kapolda sudah mengetuk hati masyarakat Sumut untuk tolong-menolong dalam kebaikan merupakan sebagai nilai budaya warga Medan, dan Sumut,” ungkapnya.