Dikatakannya ke depan harus ada regulasi kepada Biro Perjalanan, karena kejadian seperti ini bisa saja terjadi kembali tidak hanya kecewa karena tak berangkat ke tanah suci Mekkah namun uang yang diberikan juga tak jelas pengembaliannya.
“Harus ada sanksi kalau tidak hal seperti ini bisa menimpa siapa saja tanpa adanya pertanggungjawaban,” ujarnya.
Senada dengan itu Lila Sefrina asal Batubara yang merupakan peserta Umroh ini pun menyampaikan kekecewaan dengan pihak manajemen Zulindo.
“Biaya yang kami keluarkan tidak sedikit, dimana setiap pesertanya dikenakan Rp38 jutaan. Nah lihat kami disini datang untuk kepastian, kami rela hujan-hujanan datang kemari tapi kantornya tutup,” ujarnya sembari mengatakan dari informasi dari warga sekitar ini tutup sekitar 4 hari.
Dirincikannya dari uang yang kami setorkan hanya mengikuti kegiatan manasik haji, bahan pakaian, tas koper dan tas sandang. Dan begitu pun keberangkatan kami sudah lima kali tertunda.
“Kita mau lihat niat baik dari manajemen Zulindo, bahkan terakhir kami menerima surat yang ada tandatangan serta memakai materai, memastikan keberangkatan pada 19 September 2023, dimana pada hari ini namun nyatanya ketika kami kemari kantor tutup dan orang-orang dari Zulindo yang dihubungi telepon seluler tidak aktif lagi,” ujarnya.
Lila juga menyebutkan coba lihat bapak dan ibu yang hadir disini usianya tidak muda lagi, tolonglah profesional, kami kemari untuk kepastian nyatanya kantor tutup.
Dari pantauan wartawan peserta umroh tampak menangis karena mereka merasa dipermainkan oleh pihak biro perjalanan Tour and Travel Zulindo.(aac)