Meski begitu, Agung menyampaikan di tengah meluasnya arus informasi saat ini, tantangan lain dalam menghadapi pemilu juga mesti dikelola.
Salah satunya persoalan hoaks atau berita bohong. Agung menyebutkannya, hoaks menimbulkan permasalahan karena bertentangan dengan prinsip kejujuran etika dan integritas.
Apalagi, sebut Agung, saat ini media informasi di Indonesia sangat banyak. Karena itu, Agung meminta agar media bisa menjadi lembaga yang menyaring berita yang keliru.
“Sekarang 18 ribu media saat ini bagaimana media mengelola informasi untuk melawan hoaks. Begitu juga media sosial bagaimana dapat dikelola dengan baik. Karena pemilu ada untuk menentukan pemimpin, karena negara perlu seorang pemimpin, karena itu negara harus menghasilkan pemimpin melalui pemilu,” tuturnya.(mar)