Blog

Investigasi KSPPM, Banjir Bandang di Kenegerian Sihotang Disebabkan Penebangan Hutan

×

Investigasi KSPPM, Banjir Bandang di Kenegerian Sihotang Disebabkan Penebangan Hutan

Sebarkan artikel ini

Semua berusaha menyelamatkan diri dan keluarganya. Namun, sayangnya, Ibu Rosmawati Habeahan berusia 65 tahun, tidak ditemukan hingga tulisan ini dibuat. Keluarga dan warga sekitar telah berupaya mencarinya hingga Selasa sore, namun korban belum ditemukan.
Salah satu anak Ibu Rosmawati Habeahaan, Pak Dedi Sihotang, yang datang dari Sidikalang menyampaikan kesedihannya. Setelah mendengar kabar ibunda tercintanya tidak ditemukan paska banjir bandang di kampungnya, dia langsung beranjak dari Sidikalang.

Banjir bandang atau dalam bahasa lokal disebut surpu, mengakibatkan dampak kerusakan yang luar biasa di wilayah tersebut. Selain rasa takut dan trauma, kerugian secara ekonomi juga cukup besar, hamparan ladang dan sawah tertimbun material lumpur dan batu, banyak peralatan pertanian seperti mesin traktor, genset, lemari, mesin pompa, dan sejumlah perhiasan rusak dan hilang terbawa arus.

Banjir bandang sudah terjadi beberapa kali dalam sepuluh tahun terakhir di wilayah ini, namun kali ini tidak hanya merusak Desa Sihotang, tetapi juga melibatkan empat desa lainnya, yaitu Desa Simarsoit Toba, Desa Hariarapohan, Desa Parmahanan, dan Desa Dolok Raja.

Diperkirakan 80% lahan pertanian di Sihotang rusak dan terbawa arus sungai, termasuk lahan yang siap untuk menanam padi, yang kini tertimbun pasir, batu, dan potongan kayu. Perladangan warga yang telah ditanami jagung, kopi, coklat, dan tanaman lainnya juga turut terkena rusak parah.

Tak hanya kerusakan lahan pertanian, dari pengamatan kami, sejumlah rumah mengalami kerusakan parah dan ringan. Dua unit rumah di Onan Godang dan lima unit rumah di Parmahan mengalami kerusakan berat. Tidak hanya rumah, selain infrastruktur jalan, beberapa fasilitas public seperti gedung sekolah SMP N 2 Harian, kantor desa, dan gedung sekolah PAUD juga tertimbun batu dan pasir.

Kami mencoba menyusuri sumber air banjir bandang tersebut. Secara geografis Desa Siparmahan memang berada di lembah di bawah Hutan Sihotang, di mana menurut penduduk setempat ada dua aliran sungai yang dekat dengan lokasi banjir bandnag, yakni Binanga Sitio-tio dan Binanga Godang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *