SERGAI,Sinarsergai.com- Malang benar nasib yang dialami oleh Budi (38) salah satu warga yang berdomisili di Dusun III Desa Sei Rejo,Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), hingga kini belum mampu membangun satu unit WC (Water Close) atau Toilet permanen yang terbuat dari bahan semen dan pasir di dalam rumah. Kondisi ekonomi yang tidak mendukung membuatnya terpaksa membuat WC di luar rumah terbuat dari bahan Goni bekas sebagai dinding, papan sebagai tempat pemijaknya.
Sedangkan penutup pntu Toilet terbuat dari Goni. Sedihnya lagi, sebut Budi, Senin (4/3/2024), saat angin bertiup kencang, Goni sebagai penutup juga ikut tersingkap sehingga terbuka lebar. Jika musim hujan dan banjir, Toilet itu roboh dan hanyut di bawa arus banjir. Dan terpaksa mencari alternatif lain.
Bangunan Toilet terbuat dari Goni ini sudah turun temurun digunakan sejak kedua mertua masih hidup. Bangunan Toilet ini sering roboh saat angin kencang dan banjir. Dan saat ini usia Toilet itu baru Empat bulan saja di bangun, karena buatan almarhum mertua laki-laki sudah rusak dan tidak dapat digunakan lagi.Ujar Budi dengan nada sedih.
Dalam keseharian, ia bekerja sebagai buruh bangunan dengan gaji yang bervariasi diterima, sebab terkadang kerja terkadang tidak, itu tergantung situasi dan kondisi. Intinya sebut Budi, penghasilannya tidak tentu dan terkadang mencukupi dan terkadang mengalami kekurangan untuk memenuhi kebutuhan setiap harinya.
Diungkapkannya, bahwa tanah dan rumah yang terbuat dari dinding tepas bersama tanah adalah milik orang lain dan sifanya ia masih menumpang. Rumah kecil dan nyaris mau roboh itu sebagai tempat ia, istri dan 4 orang anak berlindung dari panas dan hujan. Sulitnya disaat cuca hujan dan pada malam hari, terpaksa keluar rumah menuju Toilet tersebut mempergunakan alat penerangan Senter. Ia berharap ada uluran tangan dari para dermawan unuk meringankan beban hidupnya.
Sementara dihimpun informasi dari Kadus Dusun III Sei Rejo Muliono (44), menyebutkan bahwa Budi merupakan warga pindahan dari daerah lain dan tidak menetap di Desa Sei Rejo Dusun III,” rumah mungil yang di tempati itu pun tidak berdiri di atas tanah sendiri, melainkan milik orang lain yang mempunyai kebun Kepala Sawit di sekitar rumah nya”,jelas Muliono. (Yun)