5. Kemiskinan Struktural
Kemiskinan ini disebabkan oleh sistem atau kebijakan yang tidak adil, membuat orang-orang terjebak dalam situasi sulit yang sulit diubah karena ketimpangan sosial atau diskriminasi.
Contoh: Para buruh pabrik bergaji rendah. Banyak buruh di Indonesia dibayar di bawah standar layak, dan sulit meminta kenaikan gaji karena terikat kontrak. Kebijakan perusahaan membuat mereka tetap miskin meskipun bekerja keras.
Contoh: Petani di desa yang sulit mengakses pasar besar untuk menjual hasil panennya. Mereka terpaksa menjual ke tengkulak dengan harga rendah sehingga sulit berkembang.
Baca juga: Tak Sesuai Komitmen, Golkar Tegur Paslon Romantis
6. Kemiskinan Pedesaan
Kemiskinan ini terjadi di pedesaan, di mana masyarakat bergantung pada sektor pertanian atau pekerjaan berpenghasilan rendah dengan akses terbatas ke layanan pendidikan dan kesehatan.
Contoh: Pak Joni, seorang petani di desa terpencil. Tanah yang digarapnya sering gagal panen karena irigasi buruk. Pendapatannya hanya cukup untuk makan sehari-hari dan ia tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang lebih tinggi.
Contoh: Bu Ani, penenun kain di desa. Tenunannya dijual dengan harga murah karena pasar di daerahnya terbatas, sehingga hasil pekerjaannya tidak mencukupi untuk memperbaiki rumahnya yang hampir roboh.
Baca juga: Lapangan Olah Raga Lanud Husein S. Menjadi Tempat Favorit Berolahraga di Akhir Pekan
Dari beberapa kategori ini, terlihat bahwa kemiskinan di Indonesia tidak hanya masalah finansial, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kebijakan, budaya, dan akses terhadap layanan dasar.
Dengan memahami kerumitan ini, kita bisa lebih peduli dan turut membantu mereka yang membutuhkan di sekitar kita.
Mari kita bersama-sama berusaha memberdayakan mereka yang masih berada dalam siklus kemiskinan. Artikel ini dilansir Sinarsergai.com pada tanggal 29/10/2024 dari kanal YouTube Bincang Duit.***