Dinas PMPTSP Sumut Berhasil Buktikan Inovasi Pelayanan lewat PISU 2025
MEDAN, Sinarsergai.com – Pekan Inovasi dan Investasi Sumatera Utara (PIISU) 2025 yang berakhir Sabtu (23/8) meninggalkan catatan penting bagi arah pembangunan ekonomi daerah.
Dikutip dari editorial Mimbar Umum Senin (25/8/25) menyebit acara yang dibuka Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution pada Rabu (20/8) itu bukan sekadar ajang pameran, melainkan etalase dari keseriusan pemerintah provinsi mendorong inovasi dan investasi sebagai penopang pertumbuhan ekonomi.
Di balik penyelenggaraan tersebut, terdapat kerja konkret Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Sumatera Utara. Dipimpin oleh Kepala Dinas Dr. Faisal Arif Nasution, lembaga ini berhasil menerjemahkan gagasan besar gubernur menjadi langkah-langkah operasional yang nyata. Filosofi “Sumut Berkah” yang diusung Gubernur Bobby Nasution tidak berhenti pada slogan, tetapi diterjemahkan dalam bentuk inovasi pelayanan publik, kemudahan perizinan, serta instrumen digital untuk mempercepat arus investasi.
Aplikasi Si Indah—singkatan dari Investasi, Insentif, dan Kemudahan—menjadi contoh paling menonjol dari arah baru itu. Dengan platform ini, pelaku usaha dapat memperoleh akses informasi yang transparan mengenai insentif maupun kemudahan berinvestasi. Di tengah persaingan antar daerah dalam menarik modal, langkah digitalisasi ini sangat relevan. Selain memangkas birokrasi, aplikasi semacam ini membangun kepercayaan investor bahwa Sumatera Utara bersungguh-sungguh membuka diri bagi investasi yang produktif.
Apresiasi patut diberikan karena gagasan besar gubernur tidak berhenti pada tataran wacana. PMPTSP membuktikan kapasitasnya sebagai dinas teknis yang adaptif. Melalui PIISU 2025, masyarakat dapat menyaksikan langsung berbagai inovasi pelayanan publik dari kabupaten/kota, pemerintah Aceh yang turut berpartisipasi, hingga kontribusi BUMN, BUMD, perusahaan swasta, dan UMKM. Perpaduan ini mencerminkan semangat kolaborasi, sekaligus menegaskan bahwa investasi tidak hanya milik korporasi besar, tetapi juga bagian dari ekosistem pembangunan daerah yang melibatkan pelaku usaha kecil dan menengah.