Menunggu Bedug, Menguatkan Umat: Berbuka Puasa di Masjid Agung Medan Penuh Religius – Sinarsergai
Daerah

Menunggu Bedug, Menguatkan Umat: Berbuka Puasa di Masjid Agung Medan Penuh Religius

×

Menunggu Bedug, Menguatkan Umat: Berbuka Puasa di Masjid Agung Medan Penuh Religius

Sebarkan artikel ini

MEDAN, Sinarsergai.com — Menjelang senja di Jalan Pangeran Diponegoro, suasana Masjid Agung Medan terasa syahdu. Televisi di ruang kantor BKM menayangkan detik-detik menuju azan Magrib, sementara para jamaah yang berpuasa sunah Senin-Kamis duduk di meja dalam lingkaran kecil.

Mereka bukan sekadar menanti bedug tanda berbuka, tetapi juga merajut silaturahmi sembari berdiskusi tentang keagamaan, keumatan, dan pengelolaan masjid.

Pada Kamis (28/8), hadir di antaranya H. Yuslin Siregar, Ketua Bidang Kemakmuran BKM yang juga Sekretaris Badan Kenaziran Masjid Agung Medan, H. Abdullah Matondang, Edwin Ginting Suka dan Suriadi Bahar.

Juga tampak duduk berdampingan seperti Imam Besar Masjid Agung Medan Ustadz Al Hafidz H Irham Taufik, Muazzin Ustadz Nasri Harahap serta jamaah rutin AKP Irwansah Sitorus SH MH, Bambang Aditya pejabat Kanwil Pajak dan Ustadz Fakhrur Rozi SH yang dikenal sebagai ustadz muda pengabdi umat kawasan pinggiran, Jaya Kuangga dan lainnya.

Ritual berbuka puasa sunah di Masjid Agung Medan memang telah menjadi tradisi rutin setiap Senin dan Kamis. Di balik kesederhanaan hidangan yang tersaji, atmosfer kebersamaan begitu terasa.

Para pengurus Badan Kesejahteraan Masjid (BKM), bersama jamaah yang hadir, menjadikan momentum ini sebagai ajang musyawarah penuh keakraban.

Kehadiran mereka semakin menambah khidmat suasana menjelang berbuka.

“Buka puasa bersama ini bukan hanya soal ibadah pribadi, tapi juga kesempatan memperkuat ukhuwah dan membicarakan hal-hal penting bagi umat,” ujar H. Abdullah Matondang sambil menunggu waktu azan.

Percakapan ringan di sela penantian itu kerap mengalir pada isu-isu aktual, mulai dari peran masjid sebagai pusat dakwah, pemberdayaan jamaah, hingga bagaimana menjaga semangat kebersamaan di tengah tantangan zaman. Semua dibahas dengan santai, tanpa sekat, seolah-olah sebuah keluarga besar yang berkumpul menjelang santap malam.

Begitu azan berkumandang, jamaah serentak mengangkat tangan berdoa. Suasana hening berganti dengan rasa syukur ketika kurma, teh manis hangat, dan hidangan sederhana lainnya dibagikan. Senyum merekah, saling menyapa, dan jabat tangan menandai betapa kuatnya ikatan yang terjalin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *