” Saya merasa sedih dan sakit hati menyaksikan informasi tentang mayat – mayat rekan seperjuangan itu yang ditemukan dalam kondisi menggenaskan, ada yang bocor kepalanya, diduga ada bekas sepatu aparat, ada yang patah tulang, lebam- lebam disekujur tubuh dan kondisi mengerikan lainnya, mungkin di antara mereka memang ada yang melakukan kesalahan dalam aksi, tapi apakah harus dikeroyok ramai – ramai dipukuli secara membabi buta sampai mati? Bahkan dibikin simpang siur berita kematiannya,” Ketus Ronny yang mengaku sempat mengalami dan menyaksikan kerusuhan 98, dimana saat itu dirinya masih pelajar kelas 3 di SMA 1 Idi Rayeuk.
Ronny mendesak Komnas HAM, jaringan HAM nasional dan jaringan HAM internasional turun tangan dan memastikan seluruh oknum aparat yang berlaku kejam terhadap demosntran diberhentikan secara tidak hormat dan dihukum seberat – beratnya tanpa kompromi.
” Kami mendesak Komnas HAM bahkan jaringan HAM internasional untuk turun tangan menekan kasus ini sampai mereka dipecat dan dihukum berat, mereka yang berlaku kejam pada masyarakat tidak pantas jadi polisi Indonesia, mereka lebih cocok jadi polisi ladusing yang licik dan kejam seperti di film India, polisi Indonesia adalah mereka yang taat hukum dan punya marwah yang tinggi, sedangkan mereka hanya mencemarkan nama institusi kepolisian saja, jadi harus dipecat,” ketus Eks Ketua Forum Pers Independent Indonesia (FPII) Provinsi Aceh itu.
Di sisi lain, Ronny juga mengaku tidak sepakat pada aksi – aksi anarkis, yang menyebabkan kerusuhan, pengrusakan, apalagi aksi – aksi pembakaran dan penjarahan serta aksi kekerasan atau pengeroyokan terhadap aparat kepolisian yang tidak bersalah.
” Sejak awal kami sudah mencurigai aksi yang banyak janggalnya, kami juga mencurigai aksi kekerasan yang diduga dilakukan oleh kelompok massa siluman yang terorganisir, yang tiba – tiba datang membawa barang – barang berbahaya seperti kayu, batu dan bahkan bom molotov yang dilemparkan ke aparat dan fasilitas lainnya, sehingga semua itu mencidrai aksi murni dari kelompok mahasiswa dan masyarakat lainnya serta kerugian luar biasa,” ungkapnya.