Junjung Tradisi Religius: Bupati Batubara H Baharuddin Siagian dan Ny Henny Gelar Doa Arwah dan Yasinan Jelang Pernikahan Putri Tercinta
MEDAN, Sinarsergai.com — Dalam suasana khidmat dan penuh makna, Bupati Batubara H. Baharuddin Siagian, SH, M.Si bersama istri, Ny. Henny Heridawaty Pohan, SH, menggelar acara Wirid Yasin dan Doa Arwah Pra Nikah di kediaman di Komplek Johor Indah Permai I, Medan, Kamis malam (12/6) ba’da Isya.
Kegiatan ini menjadi bagian awal dari rangkaian prosesi adat dan religius menjelang pernikahan putri kedua mereka, Luthfa Taqwima Siagian, SH, dengan Adi Perdana Lubis, SH, M.Kn, yang akan dilangsungkan pada Minggu, 15 Juni 2025.
Mengusung semangat penghormatan terhadap tradisi dan nilai-nilai religius Islam, acara ini diawali dengan pembacaan wirid, Surah Yasin, serta doa arwah yang dipersembahkan untuk para leluhur dari kedua pihak keluarga—baik dari garis keturunan H. Baharuddin Siagian maupun dari keluarga besar Ny. Henny Heridawaty Pohan.
Kegiatan ini dihadiri oleh keluarga besar dari kedua orangtua calon mempelai, para ulama dan pemuka agama, warga Komplek Johor Indah Permai, jamaah masjid, kaum kerabat, serta sejumlah tokoh masyarakat dan pejabat.
Tampak hadir di antaranya Wakil Bupati Batubara Syafrizal SE MAP, sejumlah pejabat teras Pemerintah Kabupaten Batubara, pejabat Pemprov Sumatera Utara, serta para senior birokrat lintas instansi.
Acara juga turut dihadiri oleh kalangan pejabat sipil dan militer serta profesional yang dekat secara personal maupun spiritual dengan keluarga Bupati.
Suasana malam itu terasa hangat dan menyentuh, dibingkai oleh tausiah bernas dari seorang profesor yang memberikan pesan-pesan spiritual menjelang momen sakral pernikahan yaitu Guru Besar Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut), Prof. Dr. H. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A.
Doa arwah yang khusyuk dipimpin oleh Al-Ustadz Buya Dr. H. Sakhira Zandi, seorang ulama kharismatik yang juga dikenal luas sebagai pembina umat. Ketua Panitia acara, Dr. H. Eddy Syofian, MAP, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi simbol rasa syukur, harapan, dan penghormatan kepada para pendahulu, sekaligus permohonan doa restu untuk kelancaran prosesi pernikahan.
