Sergai Berpotensi Jadi Lumbung Pangan Organik di Sumut (Catatan Zuhari Redaksi Media Online Sinarsergai.com )

By Sinarsergai Nov 3, 2019

Bercocok tanam padi sudah ditekuninya sejak tahun 1980 yang lalu. Dan setelah menekuni tanam padi dengan menggunakan pupuk yang mengandung zat kimia hingga mencapai belasan tahun, ternyata tahun pertama,kedua hasilnya bagus dan ketiga produksi malah menurun begitru selanjutnya. Sehingga produksi padi tidak bisa stabil dalam setiap tahun bahkan pembiayan semakin tinggi. Pengalaman itu membuat ia mencari rumus baru dalam pengolahan tanam padi. Tak berapa ia bersama temannya menemukan cara bercocok tanam dengan rumusan menggunakan pupuk organik berasal dari kotoran hewan ternak. Berocock tanam dengan organik lalu ditekuni. Tahun 2009 lalu, ia bisa menghasilkan dalam satu hektar mencapai 6,67 ton, begitu juga pada tahun selanjutnya, produksi semakin meningkat dan biaya tidak terlalu tinggi lagi.

Oleh karena itu hingga sekarang ia bersama rekannya yang tergabung dalam Kelompok Tani Subur membudidayakan tanaman padi organik. Beras Organik ini rasanya sangat renyah, lembut, aromanya wangi dan tidak mudah basi. Keuntungan yang diraih juga sangat mengiurkan bagi siapa saja yang menekuni tanaman padi organik. Oleh karena itu ia tidak pernah lagi ambil pusing terhadap produksi padi, biaya yang cukup tinggi, hama, sebab produksi padi sudah mencapai kestabilan setiap tahunnya. Ada juga varietas yang dibudidayakan seperti beras Hitam,Merahdan Pandan Wangi

Sergai menurutnya memang punya potensi sebagai daerah penghasil pangan organik bagi Sumatera Utara, menggingat luasnya lahan pertanian yang belum lagi berlaih ke organik mencapai 35 ribu hektar lagi lahan pertanian yang masih menggunakan pupuk kimia. Pemerintah Pusat,Propinsi dan daerah diharapkan melihat potensi ini. Luas lahan pertanian Sergai sangat memungkinkan bisa menjadi penghasil tanaman pangan organic dan ini merupakan asset mahal dan bisa menyelamatkan banyak jiwa manusia dalam penyediaan pangan kedepannya.

Target 200 ton setiap Tahun

Tahun 2020 nanti Dinas Pertanian Sergai telah menargetkan akan memproduksi padi organik 200 ton setiap satu tahunnya dan akan disebarkan bagi wilayah Sumatera Utara dan Kabupaten Sergai. Tanaman organik ini perlu diperhatikan irigasinya. Irigasi lahan sawah organik harus bebas dari zat kimia dan jangan sampai tercemar. Sergai saat menduduki urut pertama dibidang produktivitas sudah mencap[ai 57,91 kwintal perhekatar, sementara Sumut baru 52,9 kwintal perhektar. Dari luas areal pertanian 35,700 hektar menjadikan Sergai sebagai Lumbung padi di Sumut. Namun, bicara lahan pertanian organik, saat ini ada yang menajdi permasalah yang dihadapi oleh petani yakni pemasaran beras organik.

Nah, sebagai bahan tiruan dan pelajaran dari Kabupaten Banyuwangi yang telah lebih awal membudidayakan tanaman organik, Kata Kadis Pertanian Sergai Radianto SP,MMA, guna mendukung petani organik Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah membuat suatu peraturan yang disebut Perda (Peraturan daerah) tentang  pemasaran tanaman organik. Dalam aturan itu ada semacam keharusan bagi pejabat dan masyarakat untuk mengkomsumsi beras organik. Begitu juga hendaknya di Kabupaten Sergai, bisa diwujudkan peraturan daerah (Perda). Dengan adanya peraturan tersebut maka bisa diharuskan semua rumah sakit yang ada di daerah ini membeli beras organik. Jika pasien mengkomsumsi beras organik diyakini akan merasakan manfaatnya lebih baik lagi dari kesehatan tubuh.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *